Inilah yang Tak Banyak Orang Tahu Tentang Sunat, Metode dan Kontrol Setelahnya

28 November 2021, 12:38 WIB
Inilah yang Tak Banyak Orang Tahu Tentang Sunat, Metode dan Kontrol Setelahnya/Pexels/Ketut Subiyanto/ /

MEDIA BLITAR – Sudah tahukah kamu tentang metode dan bagaimana kontrol setelah sunat? Jika belum berikut adalah penjelasan lengkapnya yang mungkin luput dari pandanganmu saat sebelum dan setelah sunat.

Sirkumsisi atau sunat sebagai tindakan medis membuang kulum yang biasanya menutupi glans penis menjadi saran para pakar kesehatan salah satunya untuk menghindarkan seorang anak lelaki terkena berbagai penyakit salah satunya infeksi saluran kemih (ISK).

Berdasarkan data dari Saudi Urological Association mengungkapkan sekitar 30 persen laki-laki di dunia dan 35 persen pria di negara berkembang telah disunat.

Baca Juga: Mensos Risma Kesal Dengan Pungli Bansos di Tangerang, Temukan Oknum yang Sunat Dana Hingga 50 Ribu

Dari sisi metode, kini dikenal berbagai cara dalam tindakan sunat mulai dari konvensional, laser, stapler dan klem dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Namun dari metode yang ada, laser seringkali menjadi menimbulkan masalah. Dokter spesialis bedah umum dari Ikatan Ahli Bedah Indonesia, dr. Asrul Muhadi, Sp.B mengatakan, laser yang sebenarnya memanfaatkan energi cahaya, namun yang justru terjadi energi panas yang digunakan.

Menurut Asrul yang lulusan dari Universitas Hasanuddin itu, menggunakan laser dengan energi panas berbahaya karena uretra atau tempat keluarnya urin maka bisa menyebabkan kecacatan seumur hidup bagi pasien.

Baca Juga: 4 Manfaat Labu Siam Bagi Kesehatan, Salah Satunya Menjaga Kehamilan Ibu Hamil tetap Sehat

"Bisa menyempit dan mengeras, sepanjang hidup tidak bisa diperbaiki. Kalau metode konvensional bisa dikoreksi. Makanya WHO menyatakan, melakukan (tindakan sunat) harus dilakukan ahli," kata dia dalam sebuah webinar, dikutip dari Antara oleh MEDIA BLITAR, Sabtu 28 November 2021.

Menurut Badan POM Amerika Serikat (FDA), laser merupakan light amplification by the stimulated emission on radiation. Laser medis yakni alat yang menyimpan energi dari berbagai bentuk baik elektrik, kimia maupun optikal yang dikeluarkan dalam bentuk energi cahaya.

Tetapi ada salah kaprah tentang pemaknaan istilah laser dalam sirkumsisi yang ternyata kauter. Sunat laser tidak menggunakan energi cahaya namun menggunakan energi panas dengan menggunakan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi dan diseksi.

Baca Juga: 5 Manfaat Air Rebusan Sereh Baik Bagi Kesehatan, Salah Satunya Bisa Turunkan Kolesterol

"Bayangin saja kalau jaringan dipanaskan, langsung hangus, hitam. Seumur hidup orang akan cacat. Penis diamputasi karena sunat panas. Tidak ada laser pada sirkumsisi, yang ada kauter," tutur Asrul.

Pada penggunaan kauter atau sunat laser, arus listrik langsung menuju penis dan jaringan penis. Bila preputium atau kalup penis dipotong dengan kauter, maka dapat terjadi total phallic loss atau gangguan saraf yang parah akibat adanya kontak antara kauter dan clamp.

Terkait laser, dokter spesialis bedah saraf dari Universitas Indonesia, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS juga sependapat dengan Asrul. Founder Rumah Sunat dr. Mahdian itu mengatakan, dalam sunat, bukan sinar laser yang dipakai.

Baca Juga: Ternyata Minuman Jeruk Nipis Baik Bagi Kesehatan Ibu Hamil, Simak Berikut 5 Manfaatnya

Menurut dia, khitan laser menggunakan lempengan logam yang dipanaskan. yang dapat menyebabkan luka bakar, amputasi dan berdampak pada kecacatan pada pasien.

Dibandingkan laser dan lainnya, dia menyarankan metode klem untuk mencegah infeksi silang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan klem sebagai solusi sunat modern.

Menurut Mahdian, metode klem menggunakan prinsip seperti penjepit pada tali pusar bayi. Keuntungan metode ini antara lain pasien bisa segera kembali beraktivitas termasuk bepergian tanpa menunggu tiga hari terlebih dulu.

Baca Juga: Selain Digunakan Sebagai Penyedap Makanan, Ternyata Ada 5 Manfaat Bawang Bombay Baik Bagi Kesehatan

"Dulu harus dijahit sekarang tidak lagi. Dulu tidak boleh pakai celana, tidak bisa mandi 3 hari sekarang sudah bebas, habis sunat bisa jalan-jalan," tutur dia.

Mahdian memperkenalkan sunat menggunakan alat produksi sendiri, bernama Mahdian Klem. Alat ini mulai digunakan pada 2014 setelah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Alat klem Mahdian terdiri dari 3 komponen yakni tabung bening sebagai tempat saluran kemih, badan klem dan pengunci. Keunggulan klem ini yakni semua komponen terbuat dari material polikarbonat transparan sehingga bisa terlihat bila ada sisa urin di glans penis, kemudian tersedia sistem pengunci kokoh agar tetap stabil pasien khususnya anak saat beraktivitas.

Baca Juga: Belum Banyak Orang Tahu, Bawang Bombay Ternyata Baik Bagi Kesehatan Kaya Antioksidan hingga Cegah Kanker

Mahdian mengatakan, pemakaian alat ini relatif mudah, tanpa jahitan dan risiko perdarahan kecil karena semua pembuluh darah sudah tertutup dengan klem.

"Tidak ada terjadi infeksi karena infeksi terjadi saat luka terbuka, proses sunat 7 menit karena tidak pakai proses jahit, alat ini terjamin sterilitasnya. Pemasangan dan pelepasan cepat karena minimum nyeri," tutur dia.

Sesudah Sunat

Kemudian, sebelum tindakan sunat dilaksanakan, orang tua perlu memastikan anak dan diri mereka siap secara mental.

Baca Juga: 5 Manfaat Pare Baik Bagi Kesehatan, Salah Satunya Mengandung Banyak Nutrisi

Menurut dia, sunat bukan seperti halnya tindakan operasi besar. Pemilihan teknik-teknik yang aman diperlukan sehingga tidak memerlukan persiapan yang berlebihan.

Luka usai sunat perlu rutin dibersihkan, sembari tetap memberikan anak asupan makanan bergizi.

Perhatikan juga beberapa jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi apalagi bila menggunakan sunat konvensional karena bisa menyebabkan perdarahan untuk jangka waktu lebih lama.

Baca Juga: 4 Manfaat Buah Delima Bagi Kesehatan Hingga Salah Satunya Bisa Menurunkan Berat Badan

Reisa mengatakan, perawatan usai tindakan sunat juga diperlukan, begitu juga dengan kenyamanan anak.

Sebaiknya tanyakan pada dokter, hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dalam perawatan usai sunat. sehingga orang tua tidak perlu khawatir lagi saat membersihkan luka anak di rumah.

"Merawat luka butuh perhatian khusus. Saya benar-benar detil memberi obat supaya tidak ada komplikasi. Perhatikan alergi-alergi obat pada anak. Jadi harus tahu cara yang baik, ditemani, cara membersihkan yang benar. Harus tahu kapan dibukanya," tutur Reisa.

Baca Juga: 3 Manfaat Lobster Baik Bagi Kesehatan Hingga Mengandung Sumber Asam Lemak Omega 3

Terkait risiko sunat, dr. Reisa mengatakan, meski bermanfaat bagi kesehatan, prosedur sunat tetap memiliki beberapa risiko antara lain perdarahan terutama pada mereka yang memiliki gangguan pembekuan darah, infeksi, gangguan saluran kemih, kulit kulup mungkin terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang dan sisa kulup dapat menempel kembali ke ujung penis.

Tetapi sebenarnya hal ini bisa diantisipasi bila metode yang digunakan tepat dan dilakukan di tempat yang seharusnya demi menghindari komplikasi termasuk infeksi setelah tindakan dan luka tak kunjung sembuh.

Reisa menyarankan anak segera dibawa ke dokter atau ke instalasi gawat darurat (IGD) apabila mengalami perdarahan yang sulit berhenti, keluar cairan bernanah atau berbau busuk dari ujung penis, proses buang air kecil (BAK) masih terganggu hingga beberapa minggu setelah disunat. Kondisi lainnya yakni penis masih bengkak 2 minggu setelah disunat dan demam.

Baca Juga: Tangan Ratu Elizabeth II Buat Publik Khawatir, Dokter Beberkan Kondisi Kesehatan Nenek Pangeran William

Jadi, selain metode yang tepat, kontrol usai dilakukannya tindakan juga penting untuk menghindari dampak atau komplikasi luka sunat, mencegah perdarahan dan infeksi saluran kemih.

Di sisi lain, melakukan kontrol pasca tindakan juga merupakan kewajiban utama dokter sebagai bagian dalam menegakkan etik non maleficence "do no harm" demi menghindarkan pasien dari bahaya.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler