MEDIA BLITAR – Sleep Apnea adalah gangguan yang dapat karena jalan nafas tersumbat atau terhalang oleh struktur lunak atau otot di belakang tenggorokan, seperti kelenjar adenoid, concha atau struktur lekukan bagian dalam hidung yang merah besar, uvula yang panyang, serta amandel bankan posisi lidah yang tenatun ke bagian dalam saat tidur juga dapat mempengaruhi keluar masuknya udara.
Penelitian menyebutkan bahwa Obstructive sleep apnea (OSA) biasanya memang kebanyakan diidap oleh laki-laki.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari dokter spesialis urologi Dr Rimawati yang dipresentasikan di ASEAN Sleep Congress pada 2015 menyebutkan gangguan OSA di Indonesia terjadi 168 persen pada laki-laki dan 17 persen pada perempuan. Penelitian tersebut didapatkan dalam kasus yang ditangani Dr Rimawati.
Sebelumnya disebutkan bahwa obstructive sleep apnea biasanya dialami oleh laki-laki, terutama yang telah lanjut usia. Mengapa demikian?
Jawabannya terletak pada mendengkur. Kebiasaan ini kebanyakan dijumpai pada laki-laki, ketimbang perempuan, dan risikonya meningkat pada orang yang obesitas.
Prevalensi mendengkur dan obstructive sleep apnea yang dominan pada laki-laki dihubungkan dengan efek testosteron pada ventilasi dan kemo sensitivitas.
Baca Juga: Setahun Resahkan Warga, Buronan Maling Puluhan Tempat Tidur dan Lemari di Indekos Berhasil Diringkus
Hormon tersebut mempengaruhi kebiasaan mendengkur melalui perubahan anatomi saluran udara bagian atas dan struktur muskuloskeletal (otot dan rangka) secara umum.
Selain itu, mendengkur juga dipicu oleh perbedaan fisik laki-laki dan perempuan. Sebagian besar laki-laki terlahir dengan laring lebih rendah daripada perempuan, sehingga membuat laki-laki memiliki ruang terbuka lebih besar di jalan napas.