Termasuk Obat Keras, Obat COVID-19 Yang Dikembangkan UNAIR Tak Lolos Uji Klinis BPOM

- 21 Agustus 2020, 14:54 WIB
BPOM akhirnya ungkap hasil uji klinis obat Covid-19 kombinasi Unair, BIN dan TNI AD, dan hasilnya tidak lolos uji dan menimbulkan efek.
BPOM akhirnya ungkap hasil uji klinis obat Covid-19 kombinasi Unair, BIN dan TNI AD, dan hasilnya tidak lolos uji dan menimbulkan efek. /Dokumen: Pribadi/unair.ac.id/

"Kita masih antisipasi efek sampingnya ya. Sehingga tidak diberikan kepada sembarang orang, apalagi orang yang tidak sakit dan OTG," kata Penny.

Baca Juga: Ditembak Rizky Febian? Anya Geraldine Putus dengan Pacar, Saling Unfollow dan Hapus Foto Berdua

"Kami tetap apresiasi pada tim peneliti terhadap upaya pengembangan obat COVID-19. Kalau nanti seluruh proses uji klinis sudah dilakukan sesuai prosedur dan kaidah ilmiah dan dianggap valid, maka BPOM akan berikan izin edar," lanjutnya kemudian.

Menurut kabar yang telah beredar sebelumnya, obat kombinasi yang dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD ini diklaim merupakan obat COVID-19 pertama di dunia.

Baca Juga: Akhirnya, Keluarga dan Manajer Angkat Bicara Soal Video Viral Payudara Adhisty Zara Diremas Pacar

Hal ini disampaikan oleh Rektor Unair, Prof Nasih dengan menyampaikan jika obat tersebut merupakan kombinasi dari berbagai macam obat dan diharapkan menjadi obat COVID-19 pertama di dunia.

Halaman:

Editor: Ninditoo

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah