MEDIA BLITAR - Sosok Tarmizi yang mengklaim sebagai Panglima Kijang menjadi pusat perhatian di tengah suku Dayak, terutama setelah terlibat dalam kontroversi yang melibatkan Sultan Kutai Kartanegara. Viralnya konten-konten yang diduga menghina Sultan Kutai Kartanegara mengakibatkan klarifikasi dan permintaan maaf dari Tarmizi.
Aktivitas Media Sosial dan Kontroversi
Tarmizi, yang dikenal dengan gelar Panglima Kijang, seringkali membagikan konten yang unik dan kadang kontroversial di media sosial. Meskipun tidak memiliki silsilah atau keturunan suku Dayak, ia aktif dalam mengklaim gelar Panglima Kijang, yang diyakini telah merusak budaya suku Dayak.
Kontroversi yang melibatkan Sultan Kutai Kartanegara membuat banyak netizen menyimpulkan bahwa petualangan Panglima Kijang telah berakhir.
"Pupus kesah tarmiji yg kesah nya panglima kijang Ndak viral malang adat,kami ni orang Kutai banyak bediam maha ndik tapi Ndak ngurusi urusan urang tetapi jika SDH keterlaluan maka akan kami tidak," tutur akun facebook Mas Riani.
Permintaan Maaf dan Klarifikasi
Setelah kontroversi yang melibatkan Sultan Kutai Kartanegara, Tarmizi akhirnya mengaku salah dan meminta maaf melalui video.
Dia menegaskan bahwa tidak ada niatan untuk merendahkan Sultan Kutai Kartanegara, dan bahwa pernyataannya terjadi dalam keadaan tidak sadar. Permintaan maafnya juga ditujukan kepada semua pihak yang mungkin merasa dirugikan oleh tindakannya.
Spekulasi dan Harapan untuk Keselamatan Budaya
Banyak netizen yang mengekspresikan harapan bahwa kontroversi ini akan menandai akhir dari petualangan Tarmizi sebagai Panglima Kijang. Mereka juga menyoroti pentingnya menjaga budaya dan tradisi suku Dayak dari pengaruh yang merusak.