Baca Juga: Kebijakan Harga Minyak Goreng Rp14 Ribu Per Liter Resmi Berlaku Hari Ini
Namun yang terjadi justru panic buying, walau di pasar sudah sudah tersedia yang dibutuhkan, tetap saja masyarakat terprovokasi memborong pasokan minyak goreng yang ada.
Akibatnya, minyak goreng kembali langka di pasaran.
Jadi secara tinjauan consumer behavior, panic buying bukanlah dipicu oleh kelangkaan, melainkan karena publik mempersepsi tidak adanya kejelasan jaminan ketersediaan barang yang mereka butuhkan.
Kondisi ketidakpastian tersebut kemudian menimbulkan perasaan terancam dan tidak aman.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Minyak Zaitun untuk Rambut , Bahkan Dapat Cegah Uban
Dengan adanya rasa tidak aman tersebut, kemudian mendorong munculnya naluri bertahan hidup (survival).
Studi Karestan Koenen, epidemiolog di Harvard menyimpulkan: Relasi manusia terhadap makanan/kebutuhan dasar, bersifat kausal-logis.
Artinya: Semakin manusia gagal mendapat makanan atau kebutuhan dasar, manusia akan merasa ketakutan dan terancam.
Manusia baru merasa aman jika bisa menguasai/mendapatkan yang mereka inginkan dengan cara apapun.