Media Blitar – Seorang ahli spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi klinis di Siloam Hospitals Lippo Village Dr. dr. Stevent Sumantri mengungkapkan bahwasanya daya tahan tubuh atau imunitas tubuh yang bermasalah tidak selalu menjadi tanda seseorang mengalami penyakit autoimun.
Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala serupa, seperti kelelahan, nyeri otot, dan demam.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.
Baca Juga: Dasar Sembuhkan Kolesterol Tinggi dalam Tubuh! Ini Penjelasan Dokter Zaidul Akbar
Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing, sehingga antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut.
Patut diketahui juga bahwa memang ada indikasi, penderita penyakit autoimun lebih rentan terserang infeksi, termasuk COVID-19.
“Kadang-kadang ada orang yang bermasalah dengan imunnya ternyata disebabkan bukan karena sistem imun yang bermasalah. Ternyata karena dia stres berkepanjangan, ungkap Stevent saat diskusi daring,” ungkap Stevent Sumantri dilansir oleh MEDIA BLITAR dari Antara, Kamis, 7 Oktober 2021.
“Saya beri bocoran saja apa yang saya lakukan pada saat kita menangani kondisi autoimun, benar benar harus dilihat secara keseluruhannya. Nggak bisa kita cuma lihat di satu titik saja. Nanti akan ada yang kelewatan,” jelas Stevent
Lebih lanjut, Stevent memaparkan bahwa terdapat lebih dari 150 kondisi autoimun yang pada setiap kondisinya menimbulkan gejala yang berbeda. Gejala-gejala yang umum terjadi diantaranya adalah mengalami keluhan yang menahun dan tidak membaik.