Tak Banyak Orang Tahu 1.211 Balita di Aceh Alami Kekerdilan, Perilaku Ini Jadi Pemicu Ibu-ibu Dimohon Waspada

- 7 Oktober 2021, 19:56 WIB
Tak Banyak Orang Tahu 1.211 Balita di Aceh Alami Kekerdilan, Perilaku Ini Jadi Pemicu Ibu-ibu Dimohon Waspada
Tak Banyak Orang Tahu 1.211 Balita di Aceh Alami Kekerdilan, Perilaku Ini Jadi Pemicu Ibu-ibu Dimohon Waspada /Pixabay/Public Domain Pictures/

Media Blitar – Tak banyak orang tahu tercatat sebanyak 1.211 balita di Kabupaten Aceh Besar menderita kekerdilan atau stunting hingga Oktober 2021. Belakangan stunting memang sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu-ibu.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan atau dipicu oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Hingga bulan ini angka stunting di Aceh mencapai 1.211 balita, angka ini sebenarnya lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni 1.537 balita. Namun angka tersebut masih cukup besar jika dibandingkan dengan daerah lainnya.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19: Kelaparan Dunia, Kekurangan Gizi Melonjak Sejak Tahun Lalu

“Ada sekitar 1.211 balita (anak di bawah lima tahun) yang mengalami stunting selama 2021, jurnlah ini berdasarkan data aplikasi e-PPGBM per 7 Oktober,” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar Anita, dilansir oleh MEDIA BLITAR, Kamis 7 Oktober 2021.

Sebanyak 1.211 kasus kekerdilan tersebut tersebar di beberapa Kecamatan. Salah satu dari beberapa wilayah itu, yaitu Ingin Jaya menjadi penyumbang terbanyak mencapai 116 kasus.

Kemudian juga ada, Darul Imarah sebanyak 115 balita Indrapuri 99 balita, Mesjid Raya 93 dan di wilayah lainnya.

“Kalau yang paling rendah itu di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba, yakni empat balita stunting,” ujarnya.

Baca Juga: Anak Shandy Aulia Disebut Kurang Gizi hingga Disamakan dengan Hewan: Monyet Juga Bisa

Jumlah kasus stunting di Aceh Besar sejak tiga tahun terakhir naik turun, antara lain pada 2019 terdapat 537 kasus, 2020 meningkat menjadi 1.537 kasus dan hingga 7 Oktober 2021 sebanyak 1.211 kasus.

Anita menyampaikan, peningkatan angka tersebut tidak terlepas dari penerapan e-PPGBM yang semakin maksimal serta usaha petugas Puskesmas Aceh Besar dalam memasukkan data.

Dirinya berharap Puskesmas di Aceh Besar dapat disiplin dalam memasukkan data, khususnya terkait kekerdilan, terutama saat memonitor kegiatan posyandu.

Baca Juga: Makanan Sehat Berikut Ini Yang Dianggap Mitos Sama Warganet Padahal Kandungan Gizi Bagus Untuk Dikonsumsi

“Karena semakin banyak data yang dimasukkan, maka semua data sasaran di dalam wilayah kerja akan muncul yang sebenarnya,” ujar Anita.

Dalam upaya menekan jumlah angka kekerdilan tersebut, Dinkes Aceh Besar terus melakukan advokasi dengan lintas terkait melalui rembuk kekerdilan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM), seperti petugas atau kader posyandu.

Kemudian, pihaknya juga melakukan upaya perbaikan gizi untuk ibu hamil dan balita mulai dari 1.000 HPK dengan pemberian PMT-pemulihan.

Selain itu, juga melakukan delapan aksi integrasi intervensi penurunan angka kekerdilan bersama Bappeda beberapa instansi terkait lainnya.

Baca Juga: Pemerintah Ajak Masyarakat Indonesia Konsumsi Daging Ayam untuk Tingkatkan Gizi

Kita juga melakukan Integrasi dengan Baitul Mal Aceh dalam rangka intervensi program penurunan stunting 2021, semoga upaya tersebut dapat memberi solusi dalam menurunkan angka kasusnya demikian Anita.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah