Kedelai Langka, Menteri Perdagangan Ungkap Babi Jadi Salah Satu Alasan

21 Februari 2022, 20:11 WIB
Ilustrasi kedelai / Kedelai Langka, Menteri Perdagangan Ungkap Babi Jadi Salah Satu Alasan/ //Pexels/Polina Tankilevitch

MEDIA BLITAR - Kelangkaan kedelai putih di Indonesia, membuat produksi tahu dan tempe menurun drastis. 

Kedelai putih memang salah satu komoditi terpenting Indonesia yang masih harus didapatkan dengan cara impor. 

Iklim di Indonesia memang kurang mendukung bagi kedelai putih untuk tumbuh dengan optimal. 

Baca Juga: Ternyata Minyak Jagung Bermanfaat Bagi Kesehatan, Salah Satunya untuk Meningkatkan Kesehatan Mata

Namun, Akhir-akhir ini kedelai putih menjadi lebih langka dari biasanya. 

Hal ini membuat produsen tahu dan tempe di beberapa wilayah di Indonesia terpaksa menghentikan kegiatan produksi mereka. 

Kelangkaan kacang kedelai putih terjadi akibat tiga hal. 

Baca Juga: Ternyata Konsumsi Rutin Kacang Kedelai Bisa Bikin Kulit Lebih Glowing dan Kontrol Berat Badan

Sesuai dengan pernyataan Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi. 

Mendag Lutfi, sempat mengatakan bahwa langkahnya kedelai impor diakibatkan oleh permintaan kacang kedelai putih yang tinggi oleh para peternak babi di China. 

Menurutnya, para peternak babi yang beralih ke kacang kedelai putih sebagai pakan babi membuat kacang kedelai menjadi langka. 

Baca Juga: Minyak Goreng Langka Akibat Panic Buying, Kenapa Masyarakat Mudah Terprovokasi?

Hal itu diperparah dengan jumlah babi di China yang mencapai 5 miliar ekor. 

“Di China itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai,” jelasnya sebagaimana dikutip dari Antara News.

Tak hanya babi, Menteri Perdagangan Lutfi juga meyakini bahwa Kelangkaan kedelai juga dipicu oleh masalah cuaca di negara importir. 

Seperti yang diketahui, Argentina sebagai salah satu pemasok kedelai dihantam oleh badai El Nina yang juga menerjang kawasan Amerika Selatan. 

Baca Juga: Siap-siap! Penimbun Minyak Goreng Akan Mendapat Hukuman Pidana 5 Tahun Penjara dan Denda Rp50 Miliar

"Jadi permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina,” ujarnya.

Selain itu, produksi kedelai di Indonesia sendiri memang kurang mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. 

Tercatat, Mendag Lutfi mengatakan bahwa produksi kedelai dalam negeri pertahun hanya mencapai 500 hingga 750 ton pertahun. 

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan HET Minyak Goreng, Mendag Lutfi: Tidak Boleh Jual Lebih Dari Rp11500 per Liter

Jumlah itu jauh dibawah kebutuhan kedelai dalam negeri yang mencapai 3 juta ton pertahun. 

Menghadapi hal ini, Mendag Lutfi menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi dalam meroketnya harga kedelai nasional. 

"Sekarang ini kami sedang menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama minggu depan akan kami umumkan kebijakannya seperti apa,” ungkapnya.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler