Network
MEDIA BLITAR – Ikan hiu merupakan hewan mamalia yang dilindungi oleh pemerintahan karena banyak masyarakat mengincar sirip hiu maupun dagingnya yang menyehatkan tubuh.
Dalam kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 59/PERMEN-KP/2014, keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 18/KEPMEN-KP/2013.
Selain itu, dalam peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12/2012 dan Undang-Undang RI Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 85 yang berisi sebagai berikut:
Baca Juga: 5 Cara Mudah Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Salah Satunya Konsumsi Buah dan Sayuran
Tentang setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa dan atau menggunakan alat penangkapan ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan di wilaya perikanan NKRI sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9.
Selain itu, dipidana penjara paling lama lima tahun dan didenda paling banyak Rp2 miliar. Ikan hiu yang dilindungi undang-undang tersebut, meliputi hiu martil (Sphyrna Jeweni), hiu koboi (Carcharhinus Longimanus), hiu gergaji (Pristis microdon), hidup pau dan hiu monyet atau cucu pedang.
Seperti dirangkum MediaBlitar.com dari artikel PortalJember.com, Shark Conservations Team WWF-Indonesia telah meneliti ada beberapa restoran maupun hotel di Jakarta yang dapat menghidangkan sekitar 12.633 kilogram sirip hiu dengan kurun waktu satu tahun.
Selain itu, tak sedikit dari masyarakat banyak yang menganggap bahwa sup sirip hiu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan dan dipercaya dapat meningkatkan kualitas kulit, menurunkan kolesterol, melawan kanker dan mencegah gangguan jantung.
Akan tetapi, ada beberapa resiko diambil ketika mengkonsumsi sirip hiu salah satunya adalah daging hiu mengandung urea. Berikut ini 3 resiko konsumsi sirip ikan hiu:
