Network
MEDIA BLITAR - Korea Utara masih terus menghadapi krisi pangan yang sudah terjadi sejak bulan Juni 2021. Tentu saja, krisis pangan tersebut mempengaruhi arah kebijakan pemerintah Korea Utara yang dikepalai oleh Kim Jong Un yang masih menolak melakukan impor bahan pangan dari negara lain. Selain itu, pemerintah Korut tetap bersikukuh menyelesaikan permasalahan tersebut secara mandiri.
Krisi pangan yang terjadi hampir seluruh daerah di Korea Utara semakin lama semakin parah usai negara tersebut mendapatkan sanksi internasional, lantaran uji coba nuklir.
Kim Jong Un sebagai seorang pemimpin di Korea Utara meminta kepada rakyatnya untuk menahan lapar hingga tahun 2025. Tentu saja kebijakan demikian langsung mendapatkan perhatian dari berbagai pihak terutama masyarakat Korea Utara sendiri.
Baca Juga: Utusan AS Desak Korea Utara Hentikan Segala Provokasi dan Uji Coba Rudal
Dikutip Media Blitar dari laman The Su, akhir-akhir ini Kim Jong Un sudah menandatangani dekrit yang menyuruh rakyatnya untuk mengkonsumsi angsa hitam sebagai cara untuk mengatasi krisis pangan.
Demi mewujudkan pelaksanaan dekrit tersebut, penguasa partai diktator tersebut menyebar berbagai propaganda yang menyatakan daging burung mampu mengatasi kanker.
Baca Juga: Situasi Pangan Korea Utara Tampak Kritis, hingga PBB Lakukan Tindakan Cepat
Bahkan, sebuah berita yang dikelola oleh pemerintah menganggap daging angsa hitam memiliki cita rasa lezat dan bisa dimanfaatkan sebagai obat. Berita tersebut juga menerangkan budidaya angsa hitam dilakukan hingga skala industri. Hal tersebut sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut, kabar propaganda yang sudah beredar, daging angsa hitam dinyatakan memiliki banyak kandungan protein, asam linoleat, immunoglobulin dan senyawa anti kanker.
