Korea Utara Sebut Seruan Perang Korea Berakhir adalah Peristiwa yang Terlalu Dini

- 24 September 2021, 12:24 WIB
Ilustrasi Bendera Korea Utara dan Korea Selatan
Ilustrasi Bendera Korea Utara dan Korea Selatan /KarawangPost/Pixabay/www_slon_pics

MEDIA BLITAR - Seruan Korea Selatan untuk menyatakan secara resmi berakhirnya Perang Korea adalah prematur, karena tidak ada jaminan untuk mengarah pada penarikan "kebijakan bermusuhan AS" terhadap Pyongyang, seperti yang disampaikan media pemerintah Korea Utara KCNA melaporkan pada Jumat, mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Ri Thae Song.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Selasa, mengulangi seruan untuk mengakhiri Perang Korea secara resmi dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, dan mengusulkan agar kedua Korea dengan Amerika Serikat, atau dengan Amerika Serikat dan China, membuat perjanjian serupa.

Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-1953, dan sempat memutuskan untuk gencatan senjata daripada perjanjian damai.

Baca Juga: Kian Panas, Taiwan Kecam China atas Ancaman Pakta Perdagangan Pasifik

"Tidak ada yang akan berubah selama keadaan politik di sekitar DPRK tetap tidak berubah dan kebijakan permusuhan AS tidak diubah, meskipun penghentian perang dinyatakan ratusan kali," kata Ri di KCNA, menggunakan nama resmi Korea Utara, Partai Demokrat, Republik Rakyat Korea.

"Penarikan AS dari standar ganda dan kebijakan bermusuhan adalah prioritas utama dalam menstabilkan situasi semenanjung Korea dan memastikan perdamaian di atasnya."

Pada hari Jumat, Moon mengatakan bahwa dia yakin, jika Pyongyang akan menyadari kepentingannya untuk berdialog dengan Washington, tetapi tak yakin, jika momen itu akan datang selama masa jabatannya. Sementara masa jabatannya berakhir pada 2022.

Baca Juga: Terobosan Terbaru Vaksin Semprot Hidung untuk COVID-19 sedang Gencar Diuji Coba oleh WHO

“Tampaknya Korea Utara masih mempertimbangkan pilihan, sambil tetap membuka pintu untuk pembicaraan, karena itu hanya meningkatkan ketegangan pada tingkat rendah, cukup bagi AS untuk tidak memutuskan semua kontak.”

Dan pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden berpidato di hadapan majelis PBB, sembari menyampaikan jika Amerika Serikat menginginkan "diplomasi berkelanjutan" untuk menyelesaikan krisis seputar program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.

Halaman:

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x