Para peneliti mensurvei sekitar 104.000 peserta tentang pilihan makanan mereka selama periode 18 bulan, termasuk jenis minuman. Kemudian membandingkan data dengan kejadian kardiovaskular dalam kelompok itu dalam jangka waktu 10 tahun.
Mereka menemukan orang-orang yang paling sering mengonsumsi minuman manis dan pemanis buatan memiliki kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi jenis minuman tersebut.
Artinya, minuman “diet” tidak lebih protektif dibandingkan dengan jenis non-NNS.
"Studi kami menunjukkan bahwa minuman diet mungkin tidak sesehat yang dipikirkan orang, karena masalah kesehatan jantung mungkin mirip dengan minuman manis," kata Tim Peneliti Epidemiologi Nutrisi di Sorbonne Universitas Paris Nord, Eloi Chazelas.
"Bukti belum jelas tentang bagaimana minuman pemanis buatan ini mempengaruhi proses kardiometabolik. Ini mungkin terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor seperti lemak perut mikrobiota usus yang berubah, atau gangguan regulasi glukosa," tambahnya.
Kesimpulan penelitian saat ini adalah memperlakukan minuman diet dengan cara yang sama seperti versi manis. Orang yang ingin diet bisa mengkonsumsi minuman ini sesekali dan tidak menjadikan minuman ini sebagai asupan rutin.***