Tahukah Kamu Minum Susu Tinggi Lemak Bantu Kurangi Resiko Penyakit Jantung

27 Oktober 2021, 12:30 WIB
Tahukah Kamu Minum Susu Tinggi Lemak Bantu Kurangi Resiko Penyakit Jantung //Pexels/ Alex Green/

MEDIA BLITAR – Pemicu utama serangan jantung adalah kadar kolesterol jahat yang tinggi dalam darah.  Dengan begitu, memperbaiki pola makan dan makan dengan sehat dapat membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung.

Sebuah studi baru mengemukakan bahwa konsumsi lemak susu yang tinggi bisa membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular atau jantung.

Studi ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa produk susu full cream atau full fat harus dihindari.

Baca Juga: Benarkah Tidur Siang Efektif Dapat Kurangi Risiko Serangan Stroke dan Jantung, Begini Kaitannya

Sebuah penelitian internasional mempelajari konsumsi lemak susu pada 4.150 orang berusia 60 tahun di Swedia.

Peneliti mengukur kadar asam lemak tertentu dalam darah yang sebagian besar ditemukan dalam makanan olahan susu.

Para ilmuwan kemudian mempelajari kelompok tersebut selama rata-rata 16 tahun, mencatat berapa banyak yang mengalami serangan jantung, stroke, dan kondisi kardiovaskular lainnya.

Baca Juga: Makan Pisang Rutin, Ampuh Dapat Mencegah Serangan Jantung dan Stroke

Para peneliti secara statistik menyesuaikan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya yang diketahui termasuk usia, pendapatan, gaya hidup, kebiasaan makan, dan penyakit lainnya.

Seperti dilansir laman The Quint, tim kemudian menggabungkan hasil dari Swedia dengan penelitian lain yang melibatkan total hampir 43.000 orang dari AS, Denmark dan Inggris, dan mengkonfirmasi temuannya.

Mereka menemukan bahwa peserta yang memiliki kadar asam lemak susu tinggi paling rendah risiko terkena penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Khusus Pria, Lakukan Push Up 40 Kali Ternyata Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke

Para peneliti juga menemukan bahwa asupan lemak susu yang lebih tinggi tidak terkait dengan peningkatan risiko kematian.

“eskipun temuan ini mungkin sebagian dipengaruhi oleh faktor-faktor selain lemak susu, penelitian kami tidak menunjukkan bahaya apa pun dari lemak susu itu sendiri,” kata peneliti senior di George Institute for Global Health di Sydney, Matti Marklund.

Peneliti lainnya dari George Institute for Global Health, Dr Kathy Trieu, mengatakan bahwa asupan lemak dan hubungannya dengan kesehatan jantung lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga Kardio Baik Bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Menyehatkan Jantung

‘Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa jenis lemak makanan, atau sumber lemak makanan, sebenarnya lebih penting daripada jumlah lemaknya,’ kata dia.

Menurut dia, ketika konsumen hendak membeli susu kurang penting memilih opsi rendah. Ia lebih menyarankan agar konsumen menghindari produk dengan tambahan gula atau natrium.

Melansir dari National Heart Services (NHS), kolesterol adalah zat lemak penting untuk fungsi normal tubuh, tetapi memiliki jumlah yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Lemak jenuh ditemukan dalam makanan termasuk mentega, kue, biskuit, potongan daging berlemak, sosis, keju, kue kering, krim, coklat dan es krim.

Pedoman kesehatan di Inggris merekomendasikan pria berusia antara 19 dan 64 tahun makan tidak lebih dari 30 g lemak jenuh per hari.

Sementara perempuan di kelompok usia yang sama disarankan untuk makan tidak lebih dari 20g lemak jenuh per hari.

Baca Juga: Selain Jam Kerja Tidak Teratur, Pernikahan Yang Tidak Bahagia Ternyata Bisa Picu Serangan Jantung

“Susu dan produk susu, seperti keju dan yoghurt, adalah sumber protein dan kalsium. Mereka dapat membentuk bagian dari diet yang sehat dan seimbang,” ujar National Heart Services (NHS).

“Kandungan lemak total dari produk susu bisa sangat bervariasi. Untuk membuat pilihan yang lebih sehat, lihat informasi nutrisi pada label untuk memeriksa jumlah lemak, termasuk lemak jenuh, garam dan gula, dalam produk susu yang kamu pilih,” lanjutnya.

Salah satu batasan penelitian ini adalah biomarker darah peserta hanya diukur sekali pada awal penelitian, mencerminkan asupan lemak makanan mereka pada titik waktu tertentu.

Peneliti juga menyebut perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami manfaat keseluruhan dari lemak susu.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Tags

Terkini

Terpopuler