Gelar Doa Budaya, Getih Getah Gula Klapa di Candi Simping Beri Kesan Sederhana Namun Penuh Makna

- 18 November 2020, 07:08 WIB
Foto Ketua Getih Getah Gula Klapa Rahmanto Adi (kiri), beserta Tumpeng dan sesajen untuk kegiatan Doa Budaya Getih Getah Gula Klapa di Candi Simping
Foto Ketua Getih Getah Gula Klapa Rahmanto Adi (kiri), beserta Tumpeng dan sesajen untuk kegiatan Doa Budaya Getih Getah Gula Klapa di Candi Simping /Media Blitar/Annisa Aprilya Putri

Foto Beberapa Pengisi Acara Kegiatan Doa Bersama
Foto Beberapa Pengisi Acara Kegiatan Doa Bersama

Baca Juga: Belum Dapat BSU Rp1,2 Juta? Pastikan Namamu Ada di Link Ini Untuk Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan

‘Trantanan’ menggambarkan bahwa tahun ini Getih Getah Gula Klapa baru berusia 4 tahun atau masih balita, masih jauh perjalanan untuk menggapai cita terwujudnya Pusat Kajian Budaya Majapahit dan Peradaban Nusantara di komplek Candi Simping, tempat Sang Proklamator Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya didharmakan.

Rahmanto juga menjelaskan, tujuan dari digelarnya “Getih Getah Gula Klapa” adalah memperkenalkan kembali pada masyarakat luas bahwa komplek Candi Simping di Desa Sumberjati Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, merupakan sebuah situs budaya yang menyimpan sejarah besar kejayaan Nusantara.

Baca Juga: Si Manis dan Gurih Sambel Pecel Khas Blitar yang Wajib Kamu Coba Saat Berkunjung ke Kota Patria

Sebab Candi Simping merupakan tempat bersejarah dan menjadi tempat pendharmaan abu dari raja pertama sekaligus sang pendiri kerajaan Majapahit yakni Nararya Sanggramawijaya atau biasa disebut Raden Wijaya.

"Besar harapan bahwa Blitar yang sudah dikenal sebagai Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja juga bisa dikenal sebagai Bumi Proklamator Nusantara I dan Candi Simping sebagai etalase budaya bisa menjadi tempat untuk menggali inspirasi nasionalisme kebangsaan,” ucap Rahmanto.

***

Halaman:

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x