Hari Pahlawan : Kilas Balik Soekarni di Blitar, Si Cerdik nan Pemberani Penculik Bung Karno

- 10 November 2020, 19:34 WIB
Soekarni, Si Cerdik nan Pemberani Penculik Bung Karno
Soekarni, Si Cerdik nan Pemberani Penculik Bung Karno /Dok. MediaBlitar.com/Moch. Luki Azhari
MEDIA BLITAR – 10 November membuka kembali kisah pejuang-pejuang bangsa yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air.

Setiap tanggal ini pula, berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia mengenang tetesan darah, keringat pejuang bangsa untuk menjunjung Ibu Pertiwi.

Nuansa Hari Pahlawan ke-75 ini juga erat kaitannya dengan Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur.

Ya, banyak orang mengenal daerah ini sebagai Kota Proklamator. Sebab, di Kota Blitar bersemayam sosok Bung Karno.
 
Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Hal ini membuat Blitar terkenal dengan tempat wisatanya yakni, Makam Bung Karno.

Akan tetapi faktanya, tidak hanya sosok Bung Karno saja yang melawan para penjajah. Namun, di Blitar ini pula, terdapat satu pahlawan yang ternyata memiliki keberanian yang disertai dengan kejeniusannya.
 
Rumah masa kecil Soekarni di Desa Sumberdiren, Kec. Garum, Kab. Blitar
Rumah masa kecil Soekarni di Desa Sumberdiren, Kec. Garum, Kab. Blitar Dok. Media Blitar.com/Moch. Luki Azhari


Dia adalah Soekarni. Soekarni adalah pahlawan yang turut serta menculik Bung Karno ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Dalam misinya tersebut, Soekarni juga sukses mendesak Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang akhirnya jatuh pada 17 Agustus 1945.
 
Baca Juga: Sudah Terima SMS, Tapi Belum Cair? Ketahui Penyebab BPUM UMKM Rp2,4 Juta Masih Diblokir

Hari ini tepat 10 November 2020 yang merupakan Hari Pahlawan ke-75, Tim Media Blitar berkesempatan untuk bertemu dengan keponakan Soekarni, yakni Kiswoto di rumah masa kecil Soekarni, di Desa Sumberdiren, Garum, Kabupaten Blitar.
 
Rumah masa kecil Soekarni di Desa Sumberdiren, Kec. Garum, Kab. Blitar
Rumah masa kecil Soekarni di Desa Sumberdiren, Kec. Garum, Kab. Blitar Dok. Media Blitar.com/Moch. Luki Azhari


Sosok Soekarni lahir di Blitar pada 17 Juli 1916 dan menghembuskan napas terakhirnya di 17 Mei 1971 dimana kala itu usianya memasuki 54 tahun. Jasadnya dikebumikan di TMP Nasional Kalibata, Jakarta Selatan.

Dia, kata Kiswoto merupakan putra dari Kartodiwirdjo, pejagal yang sempat sukses di masa lalu.
 
Baca Juga: Hari Pahlawan ke-75, Begini Kata PJS Bupati Blitar Soroti Perjuangan di Era Milenium

Soekarni merupakan anak ke lima dari sepuluh bersaudara. Di masa kecilnya, Soekarni sudah sering melihat banyak warga Belanda di Garum yang sukses memiliki pabrik, yakni pabrik gula.

Dia sedari kecil memang sudah tidak suka dengan kehadiran Belanda di Blitar. Berbekal sifat yang cerdik dan tangguh, membuat Soekarni berani melawan anak-anak Belanda.

“Soekarni itu anak yang nakal tapi nakal positif. Contohnya, saat ada anak-anak Belanda atau biasanya dibilang sinyo-sinyo Belanda sedang main sepatu roda, tiba-tiba di jarah. Lalu dia bersembunyi dan lari,” jelas Kiswoto.

Setelah beranjak dewasa, Soekarni ternyata menjadi buronan para polisi yang saat itu berada di bawah kepemimpinan Belanda. Dia lalu secara tiba-tiba pamit dari rumah dan menyamar di berbagai tempat.
 
Baca Juga: Berpeluang Besar Juarai MotoGP 2020, Berikut Rekor Aneh Joan Mirr Apabila Menjadi Juara

“Sejak mengganggu sinyo Belanda, Soekarni itu jadi buron polisi mas. Anehnya, kan dulu tidak ada hp seperti sekarang. Tapi kenapa, sebelum polisi datang itu dia selalu bisa menghindar, padahal sebelumnya juga tidak tahu,” jelasnya sambil terheran-heran.

Ketika usianya sudah matang, Soekarni lalu memutuskan untuk menikah dengan wanita asal Padang dan memiliki lima orang anak. Hingga saat ini, tinggal dua anaknya yang masih hidup.

“Anaknya lima termasuk ibu saya. Urutannya itu yang pertama Luhantara, Kumalakanta, Pe Endarwati, Gus Murbantara, Emalia Eragiliati,” katanya.

“Nah, yang memperjuangkan Soekarni itu anaknya Mimil (Emilia Eragiliati). Dia mencari data valid agar sosok Soekarni juga dihargai sebagai sosok pejuang,” tambahnya.
 
Baca Juga: Lirik Lagu Gugur Bunga, Lagu Pengiring Saat Upacara Hari Pahlawan, Inilah Sejarah di Baliknya

Usaha Mimil, anak kelima Soekarni itu akhirnya membuahkan hasil. Pasalnya, pada tahun 2014 di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Soekarni disahkan menjadi pahlawan revolusi nasional.

Saat ini, rumah masa kecil Soekarni masih berdiri kokoh di atas lahan seluas 4.679m².
Berbagai macam cara dilakukan warga sekitar agar rumah orangtua Soekarni itu tetap indah tanpa mengubah model bangunannya.
 
Rumah masa kecil Soekarni di Desa Sumberdiren, Kec. Garum, Kab. Blitar
Rumah masa kecil Soekarni di Desa Sumberdiren, Kec. Garum, Kab. Blitar Dok. MediaBlitar.com/Moch. Luki Azhari


Ketika memasuki area tersebut, Anda terlebih dahulu akan disuguhkan dengan halaman yang luas dan tiang bendera di depan rumah.
 
Baca Juga: Masih Dibuka! Berikut Cara Cepat Daftar BLT UMKM Rp2,4 Juta Hingga Mendapatkan SMS Dari BRI

“Di dalam rumah tidak diubah modelnya. Tapi kalau ada yang rusak Kami ganti asalkan tidak mengubah modelnya,” jelasnya.

Di pintu depan, juga terdapat nama Soekarni beserta aksara jawa. Ruang tamu masih tersisa beberapa foto dan lukisan wajah Soekarni. Area belakang seperti dapur serta kamar dan ruang tengah juga masih terasa nuansa masa lampau.

Setiap hari-hari besar, seperti peringatan Hari Pahlawan dan hari ulang tahun Soekarni, rumah tersebut selalu digelar berbagai acara. Seperti doa bersama, pagelaran wayang dan hal menarik lainnya.
 

“Rumah ini juga sering dikunjungi anak-anak sekolah atau mahasiswa. Tujuannya untuk mengenal sosok Soekarni, belajar sejarah, dan melihat banyak kenangan yang masih tersisa,” paparnya.

Kini, rumah dengan arsitektur lawas namun asri tersebut tetap akan selalu dilestarikan sejarah dan keasliannya oleh keluarga yang masih tersisa, seperti Kiswoto.

Meja dan Kursi kuno, almari hingga bola lampu masih memberikan kesan zaman dahulu. Suasana yang asri dan tenang, membuat siapa saja yang datang pasti nyaman dan betah berlama-lama.

Terakhir, di Hari Pahlawan ini, Kiswoto berpesan kepada generasi muda agar tidak lupa dengan seluruh jasa para pahlawan. Pemuda juga harus berani bergerak untuk kemajuan Bangsa Indonesia.
 
Baca Juga: 10 November, Selamat Hari Pahlawan Trending di Twitter

“Untuk generasi muda penerus bangsa, agar bisa meneladani sifat-sifat dari Pak Karni. Jangan sampai terbawa arus negatif sehingga masa sepan menjadi suram. Sekali lagi, Teladani sifat pemberani dari Pak Karni,” tutupnya.***

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x