MEDIA BLITAR – Berdasarkan laporan penyakit campak dunia mengalami penurunan sekitar 80 persen daripada tahun 2019 lalu, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) malah memperingatkan resiko dan ancaman peningkatan wabah campak akan semakin tinggi.
Lantas mengapa hal itu bisa terjadi? Melansir dari Reuters hal ini berkaitan juga dengan kondisi pandemic COVID-19.
Baca Juga: Gegara Pandemi COVID-19, WHO Peringatkan Risiko Wabah Campak Tinggi pada Anak-anak
Risiko wabah campak ini muncul karena lebih dari 22 juta anak bayi pada 2020 tidak mendapatkan dosis pertama vaksin selama pandemi COVID-19, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Padahal jika dilihat daru laporan kasus campak dunia, kasus campak tergolong mengalami penurunan lebih dari 80 persen tahun lalu dibandingkan 2019.
Namun semakin tingginya jumlah anak-anak yang tidak divaksin campak akan membuat mereka menjadi rentan, menurut laporan bersama WHO dan CDC pada Rabu 10 November 2021.
Bahkan menurut data vaksinasi campak yang dilakukan pada 2020, ada sekitar tiga juta lagi anak yang kehilangan kesempatan mendapatkan vaksin. Jumlah itu merupakan peningkatan terbesar dalam dua dekade.
Kondisi itu akhirnya mengancam upaya global untuk membasmi penyakit virus yang sangat menular tersebut.