Varian Delta Mulai Terdeteksi di Wilayah Indonesia, Vaksin AstraZeneca Disebut Ampuh Cegah Varian Ini

- 23 Juni 2021, 10:37 WIB
Ilustrasi vaksinasi massal
Ilustrasi vaksinasi massal /ANTARA

Sebelumnya, Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan mengatakan varian Delta menjadi versi penyakit Covid-19 yang paling dominan secara global.

Baca Juga: Jakarta Sudah Mulai Vaksinasi Kelompok Umur 18 Tahun Dengan AstraZeneca, Buktikan Aman dan Dapat Dicontoh

Pekan lalu, analisis oleh Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan AstraZeneca menawarkan perlindungan tinggi lebih dari 90 persen terhadap rawat inap dari varian Delta. Hasil studi Oxford terbaru dibangun berdasarkan analisis terbaru oleh PHE.

"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," kata Swaminathan dalam konferensi pers pada Jumat, 18 Juni 2021.

Inggris telah melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dengan varian Delta. Sementara pejabat kesehatan masyarakat Jerman memperkirakan varian Delta akan dengan cepat menjadi varian dominan di sana meskipun tingkat vaksinasi meningkat.

Baca Juga: Apa Varian Covid-19 Alpha, Beta, dan Delta? Berikut Penjelasannya

Sementara Rusia menyalahkan lonjakan kasus Covid-19 karena keengganan warga melakukan vaksinasi dan "nihilisme" setelah rekor infeksi baru di Moskow, sebagian besar dengan varian Delta baru.

Hingga kini, menurut data Worldometer, total kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai 179 juta lebih infeksi dan jumlah kematian sebanyak 3.882.080 jiwa.

Amerika masih menduduki posisi pertama dengan kasus Covid-19 terbanyak, disusul India, Brasil dan Prancis.

 

Halaman:

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: REUTERS LIPI worldometers.info


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah