Rokok dan Vape, Bahaya Mana?

- 15 Januari 2022, 18:11 WIB
Rokok dan Vape, Bahaya Mana?
Rokok dan Vape, Bahaya Mana? //Freepik/

MEDIA BLITAR - Rokok dan vape kini banyak diminati penggunannya oleh masyarakat.

Rokok dan vape memiliki kesamaan yakni sama-sama untuk dihirup asapnya.

Sebagian orang mengira bahwa vape lebih tidak berbahaya dari rokok.

Baca Juga: Rokok Konvensional vs Vape! Mana yang Lebih Bahaya? Ini Penjelasannya Menurut Ahli

Vape biasanya dipakai oleh anak-anak muda, karena terlihat lebih modern dari rokok biasanya.

Rokok yang dirasa lebih berbahaya dari vape masih tetap eksis penggunaannya.

Berikut penjelasan menganai bahaya rokok dan vape yang telah dilansir MediaBlitar dari kanal YouTube Gue Sehat yang diunggah pada 28 Mare 2020.

Baca Juga: Sempat Gantian Hisap Vape dengan Azriel yang Positif Covid-19, Ini Rahasia Anang Hermansyah Tak Tertular

Rokok konvensional menggunakan tembakau yang dibakar, kemudian sisa pembakarannya akan dihirup dan masuk ke dalam paru-paru.

Vape atau rokok modern yang menggunakan elektronik dan menggunakan kawat yang dipanaskan lalu uap airnya yang akan dihirup.

Vape yang masih tergolong baru ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi. Perlu ditekankan lagi bahwa vape dan rokok sama-sama berbahaya.

Baca Juga: Resmi Naik hingga Tembus Rp 40.100 per Bungkus, berikut Daftar Harga Rokok 2022

Beberapa pengguna vape merasa lebih nyaman dan merasa vape lebih aman dari rokok. Ternyata kandungan yang ada di dalam vape jangka panjangnya akan sama seperti rokok.

Rokok dan vape di dalamnya terdapat kandungan dari bahan-bahan yang berbahaya yang dapat merusak silia dan dinding saluran pernapasan.

Efek jangka pendek yang dialami biasanya adalah batuk kental dan batuk berdahak. Sedangkan pada vape juga bisa menyebabkn Acute Lung Injury atau ALI.

Dan jangka panjangnya kerusakan akan menetap dan organ tidak akan bisa kembali normal atau yang disebut dengan Ireversibel.

Baca Juga: Waspadai! Ini 4 Kandungan Berbahaya pada Rokok dan Risikonya

Dalam jangka panjang akan menimbulkan dinding saluran napas akan rusak. Kemudian silia-silia akan rusak yang membuat pertahanan juga ikut rusak. Penggunaan jangka panjang ini akan menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik.

Paru akan rusak dan tidak bisa kembali seperti normal. Selain itu rokok dan vape mengandung zat-zat kimia yang berbahaya sehingga bisa juga menyebabkan kanker paru.

Untuk menghindari penyakit yang timbul akbiat rokok dan vape, penggunaan alat ini harus dihentikan.

Baca Juga: Harga Rokok Melonjak, Kenapa Masih Laku?

Metode dan cara bekerja antara rokok dan vape memang berbeda.

Rokok dan vape ternyata sama-sama berbahaya. Antara rokok dan vape, mereka sama-sama bisa menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan. 

Liquid yang berada dalam vape mengandung zat-zat berbahaya yang seharusnya tidak untuk dihirup. Seperti gula yang seharusnya masuk ke dalam saluran pencernaan, malah masuk ke dalah saluran pernapasan.

Ada juga zat-zat berbahaya lainnya, seperti nikoton yang ketika menempel pada saluarn pernapasan akan merusak dinding pernapasan dan akan mengendap di sana.

Perokok pasif yang menghirup asap vape atau asap rokok juga akan terkena dampaknya. Asap rokok akan mereka hirup dan efek dari orang-orang yang merokok tersebut.

Bisa disebut juga dengan third hand smoker, yaitu asap atau zat yang berbahaya menempel pada barang atau benda-benda di sekitar kita dan racunnya akan terhirup atau tersentuh tangan sehingga masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Daftar Harga Rokok Terbaru 2022, Kenaikan Rata-rata 12 Persen, Tembus 40 Ribu per Bungkus

Jika sudah terlanjur menggunakan vape atau rokok agar tubuh terhindar dari penyakit sebaiknya mengurangi jumlah penggunaannya dan melakukan pola hidup sehat.

Seperti istirahat yang cukup mengurangi begadang, memakan makanan yang bergizi yang tinggi akan serat dan buah, dan lakukan olahraga 2-3 kali dalam seminggu. Serta jangan meminum alkohol.

Berhenti merokok memang tidaklah mudah, harus ada pengalihan kebiasaan menjadi bentuk lain yang lebih positif.

Seperti contoh, telah mencoba untuk berhenti merokok dan kita alihkan menjadi hobi yang lain misalnya berolahraga, yang dapat meningkatkan endorfin dalam tubuh kita agar kita ketagihan untuk terus berolahraga.

Selain itu, harus mengejar target atau rencana ketika memutuskan untuk berhenti merokok.***

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah