MEDIA BLITAR - Virus, dan penyakit yang ditimbulkannya, seringkali memiliki nama yang berbeda.
Misalnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Orang sering mengetahui nama suatu penyakit, tetapi bukan nama virus yang menyebabkannya.
Ada proses yang berbeda, dan tujuan, untuk penamaan virus dan penyakit.
Baca Juga: PPKM Level 4 diperpanjang hingga 9 Agustus, Jokowi : Angka Covid-19 Terus Menurun
Virus diberi nama berdasarkan struktur genetiknya untuk memfasilitasi pengembangan tes diagnostik, vaksin, dan obat-obatan.
Ahli virologi dan komunitas ilmiah yang lebih luas melakukan pekerjaan ini, sehingga virus diberi nama oleh Komite Internasional untuk Taksonomi Virus (ICTV).
Penyakit diberi nama untuk memungkinkan diskusi tentang pencegahan penyakit, penyebaran, penularan, keparahan dan pengobatan.
Kesiapsiagaan dan respon penyakit manusia adalah peran WHO, sehingga penyakit secara resmi dinamai oleh WHO dalam International Classification of Diseases (ICD).
ICTV mengumumkan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) sebagai nama virus baru pada 11 Februari 2020.
Nama ini dipilih karena virus tersebut secara genetik terkait dengan virus corona yang menyebabkan wabah SARS tahun 2003.
Sementara terkait, kedua virus berbeda, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai nama penyakit baru ini pada 11 Februari 2020. mengikuti pedoman yang sebelumnya.
Baca Juga: Sempat Viral Karena Dianiaya Warga, Faktanya Pasien Covid-19 Toba Justru Meninggal Karena Ini
Dikembangkan bersama Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
"Laporan Situasi WHO dan ICTV sedang berkomunikasi tentang penamaan virus dan penyakitnya," terang Direktur Jenderal WHO di media pada 11 Februari 2020.
Nama apa yang digunakan WHO untuk virus tersebut?
Dari perspektif komunikasi risiko, penggunaan nama SARS dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan dalam hal menciptakan ketakutan yang tidak perlu bagi beberapa populasi, terutama di Asia yang paling parah terkena dampak wabah SARS pada tahun 2003.
Baca Juga: Covid-19 Buat Pria Mandul dan Lemah Syahwat? Ini Penjelasannya
Untuk alasan itu dan lainnya, WHO mulai menyebut virus tersebut sebagai virus yang bertanggung jawab atas COVID-19 atau virus COVID-19 saat berkomunikasi dengan publik.
Tak satu pun dari sebutan ini dimaksudkan sebagai pengganti nama resmi virus yang disepakati oleh ICTV.
Materi yang diterbitkan sebelum virus itu secara resmi dinamai tidak akan diperbarui kecuali diperlukan untuk menghindari kebingungan.***