Cek Fakta: Apakah Benar, Arteria Dahlan adalah Cucu Bachtaroeddin, Pendiri PKI Sumbar?

- 11 September 2020, 09:20 WIB
Arteria Dahlan/istimewa, warta ekonomi
Arteria Dahlan/istimewa, warta ekonomi /

MEDIA BLITAR – Ramai diperbincangkan, nama Arteria Dahlan menjadi trending topik di Twitter usai dituding sebagai cucu dari PKI Sumbar. Kini beredar sejumlah foto memperlihatkan profil tokoh PKI DN Aidit, daftar anggota fraksi dan susunan pengurus atau pimpinan fraksi PKI di DPR RI. Foto itu beredar di media sosial.

Adalah akun facebook Kinanti Ayuningati yang turut mengunggah sejumlah foto terkait fraksi PKI di DPR. Di dalam catatan kaki daftar anggota fraksi itu, terdapat nama Bachtaroeddin.

Bachtaroeddin meninggal pada Minggu 24 Juni 1956. Posisi Bachtaroeddin digantikan oleh Anwar Kadir.

Baca Juga: Disebut Cucu Pendiri PKI, Arteria Dahlan Akan Bawa Hasril Chaniago ke Meja Hijau

Akun facebook Kinanti Ayuningati juga turut mengunggah narasi terkait dokumen tersebut. Ia mengaitkan Bachtaroeddin dengan Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR periode 2019-2024 Arteria Dahlan.

Tangkapan Gambar dari akun Facebook Kinanti Ayuningati
Tangkapan Gambar dari akun Facebook Kinanti Ayuningati Facebook Kinanti Ayuningati

Unggahan ini ramai direspons warganet. Terdiri dari 111 emotikon, 5 komentar dan 59 kali
dibagikan.

Penelusuran:

Dari penelusuran tim MEDIA BLITAR, klaim bahwa dokumen itu terkait dengan kakek Anggota Fraksi PDIP DPR Arteria Dahlan, tidak berdasar alias klaim yang salah. Faktanya, Arteria Dahlan dan keluarga besarnya membantah terkait isu bahwa kakek Arteria Dahlan adalah pendiri PKI di Sumatra Barat.

Baca Juga: Hp Keren Bakal Segera Rilis! Realme 7 Power Master Design, Ternyata Terinspirasi dari Kaca Loh!

Dilansir dari TurnBackHoax, Arteria mengakui ada tokoh PKI bernama Bachtaroeddin, yang berasal dari Maninjau, Sumatera Barat. Namun Arteria membantah memiliki hubungan kekeluargaan dengan Bachtaroedin.

Arteri Dahlan juga menjelaskan bahwa kakeknya tidak ada yang namanya
Bachtaroedin.

Dilansir Tempo.co, Dahlan merupakan kakek Arteria dari pihak Ayah. Dahlan disebut berprofesi sebagai pedagang di Sumatera Barat. Sementara itu, kakeknya dari pihak ibu adalah Wahab Syarif. Arteria mengatakan Wahab merupakan pedagang tekstil di Tanah Abang yang mulai masuk ke Jakarta pada 1950.

Baca Juga: Hidup Kamu Terlalu Boros? Simak Tips Menabung Untuk Pelajar dan Mahasiswa Berikut Ini

“Kakek saya namanya Dahlan, bukan Bachtarudin yang tokoh PKI itu. Jadi namanya AD itu adalah Arteria Dahlan bin Zaini bin Dahlan bin Ali bin Sulaiman. Mereka semua orang-orang alim. Nenek saya Bu Nian (Dahniar) guru ngaji orang-orang di Maninjau lebih dari tiga generasi,” ungkapnya.

“Ya salah itu (kakeknya tokoh PKI). Nenek saya tokoh Masyumi. Ayah saya dibimbing sama Ummi Rasuna Said. Kakek saya yang dari Ibu H Abdul Wahab, saudagar, pedagang di Tanah Abang. Masuk Jakarta tahun 1950. Semua perantau pasti diurus kakek saya kala itu,” imbuhnya.

Arteria menyebut neneknya yang bernama Dahniar Yahya atau Ibu Nian adalah tokoh Masyumi dan merupakan satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau. Menurutnya, sang nenek pernah ditahan saat pemerintahan Presiden Sukarno yang akhirnya menyebabkan sang ayah ditolak masuk akademi kepolisian.

Baca Juga: Kondisi 5 Kota Kecil di Amerika Serikat Pasca Kebakaran Hutan: Foto Udara Tunjukkan Kehancuran Kota

“Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Sukarno karena diduga terlibat PRRI saat itu. Ayah saya H Zaini Dahlan, guru di beberapa SMA dan ketua salah satu yayasan pendidikan swasta. Pernah mendaftar Akpol, itu pun pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masyumi dan PRRI. Ayah saya lama di Yogya karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Yogyakarta,” jelasnya.

Kesimpulan:

Klaim bahwa dokumen itu terkait dengan kakek Anggota Fraksi PDIP DPR Arteria Dahlan, tidak berdasar. Faktanya, Arteria memberikan bantahan terkait isu dirinya cucu tokoh PKI. Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan).

Baca Juga: Ini 4 Amalan yang Baik Dikerjakan Pada Hari Jumat, Salah Satunya Bersedekah, Yuk Simak

Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

***

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah