Cek Fakta: Apakah Benar, Arteria Dahlan adalah Cucu Bachtaroeddin, Pendiri PKI Sumbar?

- 11 September 2020, 09:20 WIB
Arteria Dahlan/istimewa, warta ekonomi
Arteria Dahlan/istimewa, warta ekonomi /

Dilansir dari TurnBackHoax, Arteria mengakui ada tokoh PKI bernama Bachtaroeddin, yang berasal dari Maninjau, Sumatera Barat. Namun Arteria membantah memiliki hubungan kekeluargaan dengan Bachtaroedin.

Arteri Dahlan juga menjelaskan bahwa kakeknya tidak ada yang namanya
Bachtaroedin.

Dilansir Tempo.co, Dahlan merupakan kakek Arteria dari pihak Ayah. Dahlan disebut berprofesi sebagai pedagang di Sumatera Barat. Sementara itu, kakeknya dari pihak ibu adalah Wahab Syarif. Arteria mengatakan Wahab merupakan pedagang tekstil di Tanah Abang yang mulai masuk ke Jakarta pada 1950.

Baca Juga: Hidup Kamu Terlalu Boros? Simak Tips Menabung Untuk Pelajar dan Mahasiswa Berikut Ini

“Kakek saya namanya Dahlan, bukan Bachtarudin yang tokoh PKI itu. Jadi namanya AD itu adalah Arteria Dahlan bin Zaini bin Dahlan bin Ali bin Sulaiman. Mereka semua orang-orang alim. Nenek saya Bu Nian (Dahniar) guru ngaji orang-orang di Maninjau lebih dari tiga generasi,” ungkapnya.

“Ya salah itu (kakeknya tokoh PKI). Nenek saya tokoh Masyumi. Ayah saya dibimbing sama Ummi Rasuna Said. Kakek saya yang dari Ibu H Abdul Wahab, saudagar, pedagang di Tanah Abang. Masuk Jakarta tahun 1950. Semua perantau pasti diurus kakek saya kala itu,” imbuhnya.

Arteria menyebut neneknya yang bernama Dahniar Yahya atau Ibu Nian adalah tokoh Masyumi dan merupakan satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau. Menurutnya, sang nenek pernah ditahan saat pemerintahan Presiden Sukarno yang akhirnya menyebabkan sang ayah ditolak masuk akademi kepolisian.

Baca Juga: Kondisi 5 Kota Kecil di Amerika Serikat Pasca Kebakaran Hutan: Foto Udara Tunjukkan Kehancuran Kota

“Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Sukarno karena diduga terlibat PRRI saat itu. Ayah saya H Zaini Dahlan, guru di beberapa SMA dan ketua salah satu yayasan pendidikan swasta. Pernah mendaftar Akpol, itu pun pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masyumi dan PRRI. Ayah saya lama di Yogya karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Yogyakarta,” jelasnya.

Kesimpulan:

Halaman:

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah