Kerugian Hingga Rp 10,34 Triliun, Garuda Indonesia Disinyalir Hanya Mampu Bertahan 4 Tahun

- 3 Agustus 2020, 17:41 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia./ Instagram/@garuda.indonesia
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia./ Instagram/@garuda.indonesia /

Fokus utama kami adalah mengupayakan perbaikan fundamental Perseroan secara terukur dan berkelanjutan," jelas Irfan di Jakarta, Minggu 2 Agustus 2020.

Baca Juga: Pilihan Resep Olahan Daging Sapi, Dendeng Balado ala Chef Larasati Palupi

Lebih lanjut Irfan menerangkan, pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap kinerja Perseroan ketika rata-rata frekuensi penerbangan menurun drastis dari yang sebelumnya melayani lebih dari 400 penerbangan per harinya menjadi hanya berkisar diangka 100 penerbangan per hari. Disamping itu, jumlah penumpang juga mengalami penurunan tajam hingga mencapai 90 persen.

Sambung Irfan memaparkan upaya pemulihan kinerja kami lakukan secara menyeluruh pada lini bisnis Perseroan meliputi langkah optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara hingga penerbangan charter.

"Disamping itu, Perseroan turut menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya melalui upaya negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi hutang, hingga implementasi efisiensi di seluruh lini operasional guna menyelaraskan tren supply and demand di masa pandemi ini," katanya.

Baca Juga: Resep Gulai Kambing Yang Empuk dan Nikmat, Untuk Disajikan Bersama Keluarga Saat Idul Adha

Berdasarkan laporan keuangan (unaudited) Semester 1-2020, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD917,28 juta atau turun sebesar 58,18 persen year on year (yoy) dari periode sebelumnya sebesar US$2,19 miliar.

Capaian pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pertumbuhan pendapatan penerbangan tidak berjadwal sebesar 392,48 persen menjadi USD 21,54 juta dari periode sebelumnya sebesar USD4,37 juta. Adapun pendapatan penerbangan berjadwal tercatat sebesar USR 750,25 juta. Sementara itu, Perseroan membukukan pendapatan lainnya sebesar USD145,47 juta.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Garuda Indonesia Catat Kerugian Hingga Rp10,34 Triliun Pada Semester 1, Dirut Mengaku Masih Optimis"

Lebih lanjut, seperti dipublikasikan Warta Ekonomi pada artikel "Rugi Rp10 T, Bos Garuda Indonesia Masih Pede," bersumber dari Sindonews, Garuda Indonesia membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD712,72 juta.

Halaman:

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah