Amnesty Intenational Indonesia: Prabowo Mendapat Visa AS, Sebuah Keutusan yang Sangat Disayangkan

- 9 Oktober 2020, 20:56 WIB
Menhan RI Prabowo Subianto
Menhan RI Prabowo Subianto /Twitter@prabowo/

MEDIA BLITAR - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, sebelumnya menolak untuk memberikan komentar terkait Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, yang mendapatkan visa ke AS. Hal ini karena larangan mengutip alasan kerahasiaan aturan visa.

Amnesty International menyebut keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mencabut larangan masuk terhadap Prabowo Subianto, sebagai bencana bagi hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

"Statusnya sebagai Menteri Pertahanan seharusnya tidak menjadi pengecualian baginya untuk mendapatkan visa," tutur Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, seperti dilansir AFP, Jumat 9 Oktober 2020.

Baca Juga: Tidak Hanya Indonesia, Bebebrapa Negara Berikut Menerapkan Omnibus Law

"Jika visa diberikan tanpa prasyarat yang konkret dan bermakna, itu akan menjadi bencana bagi hak asasi manusia (HAM) Indonesia, sebuah keputusan yang sangat disayangkan," jelasnya.

Sementara itu Kementerian Pertahanan RI telah memastikan Prabowo diundang untuk berkunjung ke AS. Undangan itu disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan AS, Mark Esper. Kunjungan Prabowo ke AS akan dilakukan pada 15-19 Oktober mendatang.

"Prabowo Subianto diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada tanggal 15-19 Oktober 2020," kata juru bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Kemendikbud Buka Lowongan Pamong Pelajar, Simak Syarat-syaratnya

"Undangan ini untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerja sama bilateral bidang pertahanan," ucap Dahnil.

Dahnil menegaskan Indonesia tak terlibat aliansi militer dengan asing. Prabowo hanya menjalankan tugas diplomasi pertahanan untuk berkunjung ke AS.

"Pak Prabowo berkomitmen untuk terus memaksimalkan diplomasi pertahanan dengan banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, negara-negara Eropa, maupun negara-negara di kawasan," kata Dahnil.

Baca Juga: Terus Berulah, Vanuatu Kembali Sudutkan Indonesia dalam Sidang Dewan HAM PBB

Prabowo pernah dilarang masuk ke Amerika Serikat pada 2000. Peristiwa itu terjadi saat Prabowo hendak menghadiri upacara kelulusan putranya di salah satu universitas di Boston, AS.

Dilansir dari artikel yang ditulis New York Times pada Maret 2014, AS sempat khawatir akan stabilitas Indonesia pasca jatuhnya Soeharto. AS menjauhkan diri dari tokoh-tokoh yang dekat dengan Soeharto, termasuk Prabowo. Seperti diketahui, Prabowo merupakan mantan menantu Soeharto yang memiliki peran di era Orde Baru.

Setelah nama Prabowo kian besar di dunia politik Indonesia, Duta Besar AS untuk Indonesia diketahui berturut-turut memberikan keleluasaan untuk Prabowo.

Baca Juga: Lima Jurnalis di Surabaya Alami Intimidasi Pihak Kepolisian Saat Peliputan Aksi Unjuk Rasa

Hal itu terbukti dengan dibukanya akses bagi saudara laki-laki Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang melakukan beberapa kali perjalanan ke Washington untuk berdialog dalam kapasitasnya sebagai pengusaha.

***

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah