Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-92 : Mari Mengingat Kembali Sejarah dan Isi Naskahnya!

28 Oktober 2020, 15:32 WIB
Logo Peringatan Sumpah Pemuda ke-92. /Kemenpora

PIKIRAN RAKYAT – Hari ini tepatnya tanggal 28 Oktober adalah hari untuk memperingati Sumpah Pemuda yang ke-92 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tanggal 28 Oktober telah ditetapkan sebagai hari peringatan Sumpah Pemuda sejak tahun 1958.

Ketetapan tersebut diberlakukan oleh Pemerintahan Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, yang bertujuan untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda merupakan momen penting yang setiap tahun selalu diperingati dan telah menjadi bagian dalam sejarah besar perjalanan Indonesia dalam merebut Kemerdekaan.

Baca Juga: Cek Penerima BPUM UMKM Melalui eform.bri.co.id Sekarang Juga

Sumpah Pemuda merupakan pondasi utama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia dari para penjajah.Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) merupakan penggagas penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung di Batavia, atau yang saat ini dikenal dengan DKI Jakarta.

PPPI merupakan sebuah organisasi untuk para pelajar dari seluruh Indonesia. Karena inisiatif mereka, kongres dilaksanakan di tiga gedung dan dibagi ke dalam tiga kali rapat.

Rapat Pertama

Rapat pertama, dilaksaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng pada Sabtu, 27 Oktober 1928 silam.

Rapat tersebut kemudian dibuka oleh Soegondo, ia menyampaikan harapan bahwa kongres  tersebut dapat memberikan kekuatan dan semangat persatuan dalam sanubari para pemuda Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Blood: Tayang di Net TV Rabu, 28 Oktober 2020 Sore Ini!

Setelah itu, Muhammad Yamin menguraikan terkait arti dan hubungan persatuan dengan para pemuda.

Menurutnya, terdapat lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia, di antaranya adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan serta kemauan.

Rapat Kedua

Rapat kedua diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop pada Minggu, 28 Oktober 1928 dengan bahasan terkait masalah pendidikan.

Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, menyampaikan pendapat yang sama bahwa anak-anak diharuskan mendapatkan pendidikan kebangsaan.

Baca Juga: Nggak Perlu Antre! Pastikan Kamu Penerima BPUM UMKM Rp2,4 Juta, Cek Di Sini

Tak hanya itu, harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan juga di rumah, serta anak-anak juga harus didik dengan cara demokratis.

Rapat Ketiga

Kemudian di hari yang sama, rapat ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat.

Dalam rapat ini, Soenario menyampaikan selain gerakan kepanduan, nasionalisme dan juga demokrasi sangatlah penting.

Baca Juga: ANTI RIBET! Simak Cara Daftar BLT UMKM atau BPUM Rp2,4 Juta

Sedangkan Ramelan menjelaskan, bahwa gerakan kepanduan tidak akan bisa berpisah dari pergerakan nasional.

Gerakan kepanduan merupakan cara mendidik anak-anak pada usia dini agar disiplin dan mandiri, hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres terakhir ditutup, lagu 'Indonesia Raya' karya Wage Rudolf Supratman diperdengarkan sebagai penutup rapat tersebut.

Lagu tersebut disambut dengan meriah oleh para peserta yang hadir. Kongres pada hari itu kemudian ditutup dengan menyampaikan kesimpulan hasil kongres.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Hari Ini 28 Oktober 2020, Saksikan Putri Untuk Pangeran

Adapun isi naskah Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut :

“Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia”

“Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”

“Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”

Menurut Sutejo, sejak Sumpah Pemuda terbentuk, istilah Hindia Belanda tak lagi digunakan. Selanjutnya, sejarah mencatat bahwa bangsa kita sudah berhasil mempertahankan kemerdekaan untuk Indonesia.***

Editor: Ninditoo

Tags

Terkini

Terpopuler