Kesepakatan Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh, Diwarnai Protes di Armenia

- 13 November 2020, 09:26 WIB
Kelompok Oposisi di Armenia berencana menggelar demonstrasi untuk menuntut Perdana Menteri, Nikol Pashinyan mundur dari jabatannya
Kelompok Oposisi di Armenia berencana menggelar demonstrasi untuk menuntut Perdana Menteri, Nikol Pashinyan mundur dari jabatannya /

 

MEDIA BLITAR – Setelah menyetujui kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Perdana Menteri Nikol Pashinyan dituntut untuk mundur dari jabatannya.

Aksi protes itu dilakukan setelah Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah mengakui kekalahan menandatangani nota kesepakatan bersama untuk mengakhiri konflik di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh yang sebelumnya dikuasai militer Armenia.

Baca Juga: Piala Asia U-19 2020, Resmi Digelar 2021! Berikut Jadwal Lengkap Timnas U-19. Cek Di Sini

Karena, kesepakatan gencatan senjata tersebut dianggap banyak merugikan banyak untuk Armenia.

Saat mencoba menggelar unjuk rasa, seorang oposisi dan beberapa orang ditangkap Polisi Armenia pada Rabu,11 November 2020.

Baca Juga: Masa Pandemi, Ayo Eksplor Hobi Baru!

Menurut saksi mata, unjuk rasa tersebut awalnya hanya berlangsung singkat dan hanya dilakukan oleh kelompok kecil orang yang meneriakkan "Nikol adalah pengkhianat!" sebelum mereka ditahan di ibu Kota Yerevan, lalu yang lain mulai berdatangan untuk ikut memprotes setelah penangkapan itu terjadi, sebagaimana dilansir MEDIA BLITAR dari Channel New Asia.

Karena sudah menyetujui kesepakatan gencatan senjata, setidaknya ada tujuh belas partai politik Armenia yang ikut melayangkan protes dan menyerukan Perdana Menteri Nikol Pashinyan dituntut untuk mundur dari jabatannya, dan membekukan kemenangan teritorial yang berhasil dibuat oleh pasukan Azerbaijan dalam pertempuran yang pecah pada 27 September 2020 lalu.

Halaman:

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x