Ketegangan di Ukraina Meningkat, NATO Mengirim Bantuan dan AS Menempatkan Pasukan dalam Mode Siaga

- 25 Januari 2022, 19:51 WIB
Ketegangan di Ukraina Meningkat, NATO Mengirim Bantuan dan AS Menempatkan Pasukan dalam Mode Siaga
Ketegangan di Ukraina Meningkat, NATO Mengirim Bantuan dan AS Menempatkan Pasukan dalam Mode Siaga //Reuters/

MEDIA BLITAR - NATO mengatakan bahwa pihaknya telah menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan akan memperkuat Eropa Timur dengan menggunakan lebih banyak kapal dan jet tempur, dalam apa yang dikecam Rusia sebagai ‘histeria’ Barat sebagai tanggapan atas penumpukkan pasukanya yang berada di perbatasan Ukraina.

Ada sebanyak 8.500 tentara Amerika disiagakan Departemen Pertahanan AS di Washington dan sedang menunggu perintah untuk dikerahkan ke wilayah itu, apabila Rusia menyerang Ukraina.

Baca Juga: Rusia Diduga Melanggar, NATO Gregetan hingga Tangkap 8 Anggota Misi Rusia dan Minta Anggotanya Waspada Fitnah

Rusia mengumpulkan sekitar 100.000 tentara untuk mencapai perbatasan tetangganya, yang mengelilingi Ukraina dengan pasukan dari utara, timur dan selatan.

Ketegangan pun mulai meningkat. Rusia membantah bahwa mereka telah merencanakan invasi dan Moskwo mengutip tetangga Barat sebagai bukti bahwa Rusia adalah target, bukan penghasut dan agresi.

Baca Juga: Sempat Tuai Kritikan dalam Strategi Covid-19 Biden, Tim Pemerintahan AS Luncurkan Ratusan Juta N95 Gratis

Presiden Joe Biden telah mendorong persatuan transatlantik dengan mengadakan panggilan video aman selama 80 menit dengan beberapa pemimpin Eropa pada hari Senin, 24 Januari 2022 waktu setempat dari Ruang Situasi Gedung Putih untuk melakukan pembahasan mengenai krisis yang terjadi di Ukraina.

“Saya mengadakan pertemuan yang sangat, sangat, sangat baik dengan Eropa, termasuk para pemimpin Jerman, Prancis, Italia, Inggris, dan Polandia. Dia mengatakan ada “kebulatan suara total” kata Joe Biden Presiden Amerika Serikat dilansir MediaBlitar dari laman Reuters pada 25 Januari 2022.

Baca Juga: Joe Biden AS Nggak Panik, Ngaku Punya Segudang Alat yang Siap Tempur untuk Lawan Varian Baru Omicron

Hal yang dibahas adalah upaya bersama mereka untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina dan juga termasuk persiapan untuk memberlakukan konsekuensi besar dan biaya ekonomi yang parah pada Rusia, serta untuk memperkuat keamanan di sisi timur NATO.

NATO telah memiliki sekitar 4.000 tentara di batalyon multinasional di Estonia, Lituania, Lativia, dan Polandia dengan didukung oleh tank, pertahanan udara dan unit intelijen, serta pengawasan.

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan Pentagon sedang menyelesaikan upaya untuk mengidentifikasi unit-unit tertentu yang dapat dikerahkan pada sisi timur NATO.

Salah satu pejabat mengatakan bahwa sebanyak 5.000 orang dapat dikerahkan, sementara seorang diplomat NATO mengatakan Washington sedang mempertimbangkan untuk secara bertahap mentransfer beberapa pasukan yang ditempatkan di Eropa Barat ke Eropa Timur dalam beberapa minggu mendatang.

Baca Juga: Negara-negara Eropa Desak Israel Hentikan Pembangunan di Yerusalem Timur

Denmark, Spanyol, Prancis, dan Belanda, semua telah merencanakan atau mempertimbangkan untuk mengirim pasukan, pesawat, atau kapal ke Eropa Timur. Ukraina berbatasan dengan empat negara NATO yakni Polandia, Slovakia, Hongaria, dan Rumania.

Inggris mengatakan akan menarik beberapa staf dan tanggungannya dari keduataan besarnya di Ukraina, sehari setelah Amerika Serikat mengatakan pihaknya memerintahkan anggota keluarga diplomat untuk pergi. Diplomat Amerika Serikat diizinkan untuk pergi secara sukarela.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh Barat “histeris” dan menyebarkan informasi “yang dicampur dengan kebohongan”.

“Mengenai tindakan spesifik, kami melihat pernyataan oleh Aliansi Atlantik Utara tentang penguatan, penarikan kekuatan dan sumber daya ke sisi timur. Semua ini mengarah pada fakta bahwa ketegangan meningkat. Ini tidak terjadi karena apa yang kami, Rusia, lakukan. Ini semua terjadi karena apa yang NATO dan Amerika Serikat lakukan dan karena informasi yang mereka sebarkan,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Baca Juga: Jika Ngotot Ikuti AS, Prancis, China Terancam akan Alami Wabah COVID-19 'Kolosal' Apa Maksudnya?

Pasar saham global jug ikut tergelincir karena prospek serangan Rusia yang membatalkan permintaan untuk aset beresiko seperti bitcoin, dan mendorong dolar dan minyak. Rubel mencapai level terendah 14 bulan terhadap dolar dan saham serta obligasi Rusia ikut terjatuh.

Rusia telah menggunakan penambahan pasukannya untuk menarik Barat ke dalam diskusi setelah mengajukan tuntutan untuk menggambar ulang peta keamanan Eropa. Ia ingin NATO tidak pernah mengakui Ukraina dan menarik kembali pasukan dan senjata dari negara-negara bekas komunis di Eropa Timur yang bergabung dengannya setelah Perang Dingin.

Washington mengatakan tuntutan itu bukan permulaan tetapi siap untuk membahas ide-ide lain tentang pengendalian senjata, penyebaran rudal, dan lagkah-langkah membangun kepercayaan.

Rusia sedang menunggu tanggapan tertulis Amerika Serikat pada minggu ini setelah pembicaraan Jumat lalu yang merupakan putaran keempat bulan ini, serta tidak menghasilka terobosan.

Baca Juga: Setelah AS dan Thailand Tutup Pintu Masuk Warga Afrika, Apa Tindakan Pemerintah Indonesia Cegah Omicron?

Amerika Serikat dan Uni Eropa mewaspadai niat Rusia sejak merebut Krimea dan mendukung separatis yang memerangi pasukan pemerintah di Ukraina Timur pada 2014 dan juga telah mengatakan kepada Rusia bahwa mereka akan menghadapi hukuman jika menyerang lagi.

Pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel memperingatkan Rusia bahwa mereka akan menghadapai konsekuensi yang sangat besar, tetapi terbagi atas betapa sulitnya menghadapi Moskow dan tidak mengatakan apa konsekuensinya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kepada preside UE Charles Michel, yang juga melakukan panggilan telepon dengan Bideng, bahwa penting pagi Kyiv bahwa UE menunjukkan persatuan.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Bebas Visa untuk 4 Negara Ini, Indonesia Masuk Prioritas?

Menurut Volodymyr Zelenskiy Ukraina tidak akan terpengaruh oleh provokasi dan bersama dengan mitranya akan tetap tenang dan terkendali

Komisi Eropa, badan eksekutif UE, mengusulkan paket bantuan keuangan 1.2 miliar euro atau $1.36 miliar untuk membantu Ukraina mengurangi dampak konflik.

Sebuah sumber delegasi Rusia mengatakan para penasihat politik dari Rusia, Ukraina, Prancis dan Jerman akan bertemu di Paris untuk membicarakan penyelesaian konflik di Ukraina Timur, dimana terdapat sekitar 15.000 orang telah meninggal dunia sejak tahun 2014.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x