MEDIA BLITAR - Kementerian luar negeri Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol mendesak otoritas Israel pada Rabu malam, untuk menghentikan pembangunan unit rumah baru di Yerusalem Timur.
Awal bulan ini, otoritas Israel menyetujui rencana pembangunan sekitar 3.500 rumah di Yerusalem Timur yang diduduki, hampir setengahnya akan dibangun di daerah kontroversial Givat Hamatos dan Har Homa.
Baca Juga: Bela Palestina, Indonesia Resmi Tak Ikut Miss Universe 2021 di Israel, YPI: Dengan Berat Hati
Dalam sebuah pernyataan, negara-negara Eropa mengatakan bahwa ratusan bangunan baru "merupakan hambatan tambahan untuk solusi dua negara," mengacu pada upaya perdamaian internasional untuk menciptakan negara bagi Palestina.
Mereka mengatakan bahwa pembangunan di daerah ini, akan lebih lanjut memutuskan Tepi Barat dari Yerusalem Timur, dan bahwa pemukiman ini merupakan pelanggaran hukum internasional.
Baca Juga: Di Tengah Ancaman Varian Virus Baru COVID-19 Omicron, Israel Getol Selenggarakan Miss Universe
Beriringan kabar yang beredar, terlihat Kementerian luar negeri Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Israel merebut Yerusalem Timur termasuk Kota Tua dalam perang 1967 dan kemudian ‘mencaploknya’, sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Baca Juga: Suriah Kembali Dapat Serangan Udara Lewat Rudal dari Israel, Beri Peringatan Melalui Selebaran
Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang mereka cari di Tepi Barat yang diduduki Israel, yang berbatasan dengan kota itu, dan Jalur Gaza. Israel memandang seluruh kota sebagai ibu kota yang tak terpisahkan.