Azerbaijan Merebut Kembali Nagorno-Karabakh, Etnis Armenia Langsung Bakar Rumahnya

15 November 2020, 19:23 WIB
Ilustrasi rumah terbakar /Pixabay/eu1/

 

MEDIA BLITAR – Perjanjian damai telah disepakati antara Armenia dan Azerbaijan yang berkonflik di wilayah Nagorno-Karabakh yang dihuni etnis Armenia tetapi secara Internasional wilayah tersebut milik Azerbaijan.

Pada Sabtu 14 November 2020, Azerbaijan berhasil merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Korban Meninggal! Kecelakaan Kereta Api di Blitar Sebabkan Mobil Avanza Terseret Hingga 350 Meter

Setelah wilayah itu direbut, etnis Armenia yang tinggal di pedesaan Nagorno-Karabakh langsung membakar rumahnya.
 
Dikutip MEDIA BLITAR dari AP News, Pada Minggu, 15 November 2020 wilayah Nagorno-Karabakh akan diserahkan ke Azerbaijan, sebagai bagian dari konsesi teritorial dalam kesepakatan untuk mengakhiri enam minggu pertempuran sengit dengan pasukan Armenia.

Baca Juga: Tagar IndonesiaTerserah Kembali Ramai Di Sosial Media, Sindir Acara Habib Rizieq Sabtu Kemarin?

Akibat tindakan tersebut, 600 orang di Nagorno-Karabakh dengan ketakutan dan kemarahan yang mendalam sehingga mereka terpaksa menghancurkan rumahnya.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi telah dikendalikan oleh etnis Armenia sejak perang di tahun 1990-an.

Baca Juga: Masih Belum Puas Habib Rizieq Didenda, dr Tirta: Minta Keadilan Sosial Bagi Rakyat Kecil!

Setelah sekian lama etnis Azerbaijan terusir dari wilayah Nagorno-Karabakh, kini mereka kemabali dan mengambil kendali atas daerah tersebut.

Setelah bertahun-tahun bentrokan terjai. Peperangan kembali memuncak antara pasukan Armenia dan Azerbaijan secara penuh pada akahir September 2020.

Baca Juga: Pesan Penyintas: Covid-19 Nyata, Menyiksa, dan Berbahaya

Azerbaijan membuat kemajuan militer tanpa henti yang membuat pasukan Armenia mundur jauh sehingga beberapa kota berhasil direbut oleh Azerbaijan.

Puncak pertempuran yaitu memperebutan kota Shusha, kota kunci yang strategis dan salah satu yang memiliki signifikansi emosional yang kuat sebagai pusat budaya Azerbaijan sejak lama.

Dua hari setelah Azerbaijan mengumumkan pihaknya telah mengambil alih Shusha, Armenia dan Azerbaijan menandatangani gencatan senjata yang ditengahi Rusia.

Baca Juga: Tutup Rangkaian 11.11, ShopeePay Day Kembali dengan Beragam Kejutan Spesial

Baca Juga: PRMN Sahabat UMKM, MEDIA BLITAR Siap Bantu Promosi dan IKLAN GRATIS Bagi Pelaku Usaha di Blitar Raya

Muslim Azeri dan Kristen Armenia pernah tinggal bersama di wilayah ini. “Pada akhirnya, kami akan meledakkan atau membakarnya, agar tidak menyerahkan apapun kepada Muslim,” kata Dadevusyan, seorang etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh.

"Kami tunawisma sekarang, tidak tahu ke mana harus pergi dan kemana harus tinggal. Tidak tahu harus tinggal dimana. Ini sangat sulit, ”kata istri Dadevusyan, sambil menangis.

Armenia dan Rusia memiliki hubungan dekat sehingga banyak orang Armenia yang mengharapkan dukungan dari Moskow. Namun, Dadevushan mengungkapkan kekecewaannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Hanin Dhiya Rilis Lagu ‘Terlambat Sudah’, Mirisnya Kisah Cinta dalam Sebuah Balada

"Mengapa Putin meninggalkan kita?," ujarnya.

Dikutip MEDIA BLITAR dari Reuters, ada 6 rumah yang dibakar di sekitar desa Nagorno Karabakh pada Sabtu, 14 November 2020.

Beberapa penduduk Armenia mengunjungi daerah itu untuk melihat atau menyaksikan desa terbakar. Etnis Armenia mengatakan mereka terpaksa membakar rumahnya karena takut akan dibunuh orang-orang Azerbaijan.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Reuters AP News

Tags

Terkini

Terpopuler