Ingin Lepas dari Cengkraman Penyakit Paru dan Kanker Paru, Kuncinya Satu ‘Berhenti Merokok’

- 29 November 2021, 22:40 WIB
Ingin Lepas dari Cengkraman Penyakit Paru dan Kanker Paru, Kuncinya Satu ‘Berhenti Merokok’
Ingin Lepas dari Cengkraman Penyakit Paru dan Kanker Paru, Kuncinya Satu ‘Berhenti Merokok’ //Pexels/Iryna Kostsenich/

MEDIA BLITAR – Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002 menunjukkan, PPOK menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan kanker yang menjadi penyebab kematian di dunia. Lantas bagaimana untuk lepas dari cengkraman kedua penyakit tersebut?

Masih dari keterangan yang sama kuncinya hanya satu, yakni ‘berhenti merokok’. Tak bisa dipungkiri rokok merupakan jenis candu yang membahayakan kesehatan dan menimbulkan berbagai masalah termasuk pada organ pernapasan dan paru-paru.

Baca Juga: Daun Ketumbar Bukan Daun Sembarangan, Bermanfaat untuk Cegah Kanker hingga Mampu Obati Anemia Akut

Dua dari sekian banyak penyakit yang bisa dicegah dengan berhenti merokok yakni penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan kanker paru.

Di Indonesia, diperkirakan 4,8 juta orang menderita PPOK dan angka ini bisa bertambah semakin banyaknya jumlah perokok, karena 90 persen penderita PPOK perokok atau mantan perokok.

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Aditya Wirawan, Ph.D, Sp.P mengatakan, dari sisi gejala umum dan derajat skala sesak penyakit PPOK, dimulai dari derajat 0 hingga derajat 4.

Baca Juga: Kamu Kecanduan Rokok dan Alkohol? Ternyata Rumah Kebun Ampuh Hilangkan Konsumsi 2 Benda Itu Lho

Derajat 0 yaitu tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat, derajat 1 yaitu sesak timbul bila berjalan cepat atau ketika berjalan menanjak, derajat 2 yaitu berjalan lebih lambat dari orang sebayanya karena sesak.

Selanjutnya derajat 3 muncul setelah berjalan 100 meter atau setelah berjalan beberapa menit, dan derajat 4 yaitu sesak muncul saat mandi atau berpakaian, derajat.

Menurut Aditya, sesak yang dialami penderita PPOK disebabkan terjadinya perubahan struktur anatomi paru.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta Sayur Pakis Sebabkan Kanker Lambung, Cek Faktanya

"Kantung paru menjadi melebar, sehingga udara mudah masuk, namun udara tersebut akan sulit keluar, sehingga produksi dahak akan meningkat. Fenomena ini dikenal dengan fenomena bottle neck," kata dia melalui keterangan tertulis RSUI dilansir dari Antara oleh MEDIA BLITAR, Senin 29 November 2021.

Untuk mendiagnosa PPOK, pasien sebaiknya berkonsultasi ke dokter. Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan, pemeriksaan dan melakukan tes spirometri. Jika ditemukan pada fase awal, PPOK dapat lebih mudah ditangani dan tidak berkembang ke tahapan yang lebih parah.

Baca Juga: 5 Manfaat Kacang Kedelai yang Jarang Diketahui Banyak Orang, Mulai dari Cerahkan Kulit Hingga Cegah Kanker

Aditya mengatakan, PPOK termasuk penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, namun akan berbahaya jika tidak ditangani. Dia menghimbau orang-orang memeriksakan kesehatan paru secara rutin dan menghindari pajanan zat berbahaya salah satunya dengan berhenti merokok bila perokok.

Selain PPOK, kanker paru juga bisa dicegah dengan menghindari dan berhenti merokok khususnya bagi perokok.

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P mengatakan, banyak orang merasa perokok bisa tetap sehat dan tidak terkena kanker paru atau ada pula penderita kanker paru tidak berobat namun masih hidup sampai saat ini.

Padahal, menurut dia, orang-orang sebaiknya melihat dari penelitian-penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

Di tengah angka harapan hidup yang meningkat saat ini, tren penyakit bergeser menjadi penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan kanker, termasuk kanker paru. Hal ini juga dibarengi dengan jumlah dan proporsi perokok yang meningkat.

Baca Juga: 3 Mitos Tentang Vape dan Rokok Konvensional yang Harus Diketahui Masyarakat

Berdasarkan data dari UNICEF terkait profil remaja di Indonesia tahun 2021, sebanyak 59,7 persen orang mulai merokok setiap hari pada usia di bawah 19 tahun.

Kasus kanker paru di Indonesia menempati urutan ketiga kanker terbanyak (8,6 persen), setelah kanker payudara (16,7 persen) dan kanker leher rahim (9,3 persen).

Dalam satu tahun, sebanyak setengah dari penderita kanker paru meninggal dunia. Rokok menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kanker.

Kanker merupakan suatu benjolan yang bersifat ganas, bisa menyebar ke tempat lain dan merusaknya. Tidak semua benjolan adalah kanker, sehingga sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu agar dapat didiagnosis dengan tepat.

Kanker disebabkan mutasi gen, dimana sel-sel dapat membesar dan memperbanyak diri secara abnormal. Sel-sel yang abnormal ini tumbuh secara tidak terorganisir dan bersifat ganas. Sel kanker dapat menyebar ke bagian lain, sehingga sebaiknya dideteksi secara dini untuk mencegah perluasan yang lebih parah.

Baca Juga: 4 Dampak Bahaya Merokok Saat Mengendarai Mobil Beserta Tips Menjaga Kebersihan Kabin

Mutasi gen sendiri dapat terjadi akibat terkena paparan zat berbahaya secara terus menerus, salah satunya paparan zat berbahaya yang terkandung dalam rokok.

Beberapa zat berbahaya yang dapat menyebabkan kanker dan terdapat dalam rokok diantaranya Benzoapiren dan Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH).

Sejak tahun 1970-an zat-zat ini diketahui menyebabkan kanker pada seluruh hewan yang diteliti pada tikus, mencit, monyet, baik dihirup maupun ditelan atau disuntikkan.

Asap rokok bahkan mengandung PAH yang tinggi. Rokok juga mengandung zat arsenik yakni suatu zat yang terkenal digunakan untuk membunuh dan berasal dari gunung berapi, pestisida, baterai dan lainnya.

Baca Juga: Kenali Dampak Merokok Pada Usia Muda, Salah Satunya Berdampak Pada Konsentrasi dalam berfikir

Terdapat 0,8-2,4 mcg atau setara 20 batang rokok, sementara kadar mematikannya sekitar 1 mg atau lebih. Rokok juga mengandung polonium-210 atau suatu zat radioaktif.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan, merokok menjadi penyebab utama yang dapat dicegah terhadap kejadian kanker dan kematian akibat kanker.

Peluang perokok aktif 4,6 kali lipat lebih besar untuk mengalami kanker paru dibanding orang yang tidak merokok.

Jadi, untuk mencegah kanker paru, langkah utama adalah dengan menghindari penyebabnya, yaitu berhenti merokok.

Rokok yang dapat menimbulkan kanker bukanlah akibat asap yang tertimbun di badan, melainkan zat-zatnya perlahan merusak DNA sehingga mengakibatkan mutasi gen. Selain, upaya yang tidak kalah penting yakni melakukan pemeriksaan kesehatan paru secara rutin setidaknya setahun sekali.***

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah