Kenali Gejala Dengkuran Kematian ‘Sleep Apnea’ Sejak Dini Menurut dr Fauziah Fardizza

- 28 Oktober 2021, 09:21 WIB
Kenali Gejala Dengkuran Kematian ‘Sleep Epnea’ Sejak Dini Menurut dr Fauziah Fardizza
Kenali Gejala Dengkuran Kematian ‘Sleep Epnea’ Sejak Dini Menurut dr Fauziah Fardizza //Pexels/Andrea Piacquadio/

Hasil penelitian oleh dokter spesialis neuroiogi Dr Rimawati yang dipresentasikan di ASEAN Sleep Congress pada 2015 menyebutkan gangguan OSA di Indonesia terjadi 168 persen pada laki-laki dan 17 persen pada perempuan. Penelitian tersebut didapatkan dalam kasus yang ditangani Dr Rimawati.

Selain tu, banyak orang yang tidak menyadari gejala dan bahaya OSA, terutama bagi mereka yang tidur sendirian dan tidak ada yang memperhatikan intensitas dengkuran, sehingga masih sedikit yang memeriksakan diri ke dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok (Hi).

Baca Juga: Viral Beredar Video Pria Nyamar Jadi Jamaah Wanita dan Pakai Cadar Indikasi Gangguan Jiwa?

Fauziah mengatakan OSA dapat terjadi karena jalan napas tersumbat atau terhalang oieh struktur lurik atau otot di belakang tenggorokan, seperti kelenjar adenoid, concha atau struktur lekukan bagian dalam hidung yang merah besar, uvula yang panjang, serta amandel bankan posisi lidah yang tenatun ke bagian dalam saat tidur juga dapat mempengaruhi keluar masuknya udara

Henti napas ketika tidur atau OSA dapat menyebabkan penurunan oksigen di dalam tubuh. Badan menjadi stres dan akan bereaksi, salah satunya jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi, nadi semakin cepat, volume darah yang tinggi.

Inflamasi dan Stres

“OSA sendiri tidak menyebabkan henti napas permanen, tapi serangan jantungnya yang akan mengakibatkan kematian pada penderita OSA,” tutur Fauziah.

Baca Juga: Sering Dikaitkan Dengan Gangguan Setan, Berikut Penyebab Ketindihan

Penelitian Journal of the American College of Cardiology pada 2013 juga menyebutkan penderita OSA memiliki risiko tinggi kematian akibat komplikasi jantung.

Yale School of Medicine pada 2007 juga memperingatkan bahwa OSA dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau kematian sebesar 30 persen dalam periode waktu 4 hingga 5 tahun.

Halaman:

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah