Network
MEDIA BLITAR - Pandemi Covid-19 mengakibatkan seluruh aktifitas beralih secara virtual.
Kurangnya sosialisasi anak dengan dunia luar selama pandemi tidak menuntut kemungkinan menjadikan anak stres dan mengalami perubahan perilaku.
Hal tersebut disampaikan oleh Psikolog Yayasan Heart of People, Yohana Theresia, yang mengatakan, berbagai kajian telah menunjukkan adanya peningkatan permasalahan perilaku anak akibat paparan stres di kala pandemi.
Baca Juga: WASPADA! Lansia Rentan Alami Aneurisma Otak, Benjolan pada Pembuluh Darah yang Bisa Pecah Kapan Saja
Adapun perilaku yang dialami anak berupa gangguan somatic symptom disorder, agresi, depresi dan lainnya.
"Kondisi ini muncul karena beberapa faktor, seperti terbatasnya ruang bergerak, pendidikan berkualitas yang belum merata, orangtua sibuk, sampai tak stabilnya kondisi psikologi," kata dia dalam webinar Faber-Castell bertajuk "Soft Skill yang Dibutuhkan di Era Digital", ujarnya dikutip Jumat, 1 Oktober 2021.
Orang tua yang memiliki aktifitas padat cenderung mengambil langkah instan dengan memberikan smartphone untuk menenangkan anak yang rewel.
Yohana mengatakan, pemberian smartphone pada anak bukanlah tanpa dampak, menerutnya pemberian smartphone mengakibatkan dapak positif maupun negatif.
Adapun dampak negatif adalah risiko gangguan kesehatan fisik seperti terlambat bicara bahkan daya konsentrasi berkurang.
Ia menyarankan orangtua agar cerdas memilih bentuk permainan yang cocok bagi anak. Permainan hendaknya mempertimbangkan umur dan sesuai dengan kebutuhan anak.
"Permainan yang tepat dapat berguna untuk mendorong kreativitas anak. Kreativitas berguna sebagai salah satu modal kesuksesan seseorang di masa depan," tuturnya.
Baca Juga: Status Gunung Agung di Bali Diturunkan Dari Level 2 Waspada Hingga Normal
Artikel ini sudah tayang sebelumnya di kanal pikiranrakyat.com dengan judul "Jangan Keliru! Memberi Gawai ke Anak Ternyata Tak Selesaikan Masalah".***
