Sejarah Tradisi Mudik hingga Alasan Umat Muslim Melaksanakan Mudik Lebaran Hari Raya Idul Fitri

2 Mei 2022, 08:00 WIB
Sejarah Tradisi Mudik Hingga Alasan Umat Muslim Melaksanakan Mudik Lebaran Hari Raya Idul Fitri /Freepik/pch.vector/

MEDIA BLITAR – Setelah menjalankan ibadah puasa, umat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi Hari Raya Idul Fitri yaitu pulang kampung atau mudik, merupakan tradisi yang sudah ditunggu umat muslim di Indonesia setiap tahunnya.

Pulang kampung atau Mudik (mulih dilik) merupakan tradisi budaya tahunan yang dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri, dimana setiap umat muslim melakukan mudik dari kota ke kampung halaman.

Baca Juga: Resep Opor Ayam dan Ketupat Ala Jebolan MasterChef Indonesia yang Cocok Disajikan Saat Hari Raya Idul Fitri

Selain aspek agama dan budaya, mudik atau pulang kampung juga menjadi tradisi liburan di Hari Raya Idul Fitri.

Lalu, sejarah mudik lebaran Hari Raya Idul Fitri mulai dari mana? Berikut penjelasannya.

Menurut ahli kajian filsafat Indonesia, Jakob Sumardjo, istilah mudik punya akar dari bahasa Jawa ngoko adalah Mulih Dhilik yang artinya pulang sebentar.

Sedangkan menurut sejarawan Betawi, Ridwan Saidi istilah mudik berasal dari ‘Menuju Udik’, artinya menuju selatan.

Baca Juga: Tak Bisa Konsumsi Susu Tapi Butuh Kalsium? Cobalah Makanan Ini yang Juga Kaya Akan Kalsium

Awal mula mudik, ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit, namun bedanya mudik dilakukan saat menjelang panen raya, dan uniknya tradisi tersebut pada zaman itu dilakukan dengan jalan kaki.

Selain itu, fenomena lain yang membuat mudik melegenda adalah transmigrasi di era kolonial, dan penduduk dari daerah-daerah padat sengaja dipindahkan untuk jadi buruh-buruh di perkebunan.

Sementara di era orde baru, transmigrasi menjadi program utama pemerintah yang terbukti hampir sekitar 2,5 juta penduduk berhasil dipindahkan untuk menetap di luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Resep Chocolate Dessert Box Disertai dengan Fla Kopi dan Susu Mudah Dibuat

Jika sudah beda pulau, maka cara mudiknya pun tentu menggunakan sarana transportasi pesawat ataupun kapal, serta bagi yang menetap di pulau Jawa, kendaraan umum atau pribadi menjadi solusi pemudik.

Selain itu, transportasi kereta api juga menjadi kendaraan favorit pemudik setiap tahunnya, karena saat itu sejarahnya pemerintah Belanda dulu banyak membangun jalur kereta api untuk mengangkut hasil bumi.

Transportasi kereta api dinilai murah dan cepat, karena transportasi tersebut menjadi alat transportasi primadona bagi rakyat kecil.

Baca Juga: Dapatkan Kulit Wajah Sehat dan Glowing, Rutin Gunakan Skincare Ini di Rumah

Hingga kini pemudik masih banyak yang menggunakan transportasi kereta api dengan memesan tiket jauh-jauh hari, sebelum melaksanakan Hari Raya Idul Fitri.

Meski demikian, alasan umat muslim terus melestarikan tradisi mudik adalah menjalin silaturahmi kepada orang tua, kerabat, dan tetangga, berbagi sedikit rezeki hasil merantau kepada saudara di kampung halaman, dan sebagai pengingat asal-usul daerah bagi mereka yang merantau.

Tak hanya itu, mudik juga memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata dan ajang menunjukkan eksistensi keberhasilan merantau di kota atau tempat bekerja.

Demikian informasi mengenai sejarah mudik hingga alasan umat muslim melaksanakan mudik lebaran Hari Raya Idul Fitri.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler