Mitos dan Fakta di Grup Emak-Emak Tentang Vaksinasi, Vaksin COVID-19 Terlalu Terburu-Buru

26 Agustus 2021, 13:05 WIB
Mitos dan Fakta di Grup Emak-Emak Tentang Vaksinasi, Vaksin COVID-19 Terlalu Terburu-Buru /Instagram/Frank Merino/

MEDIA BLITAR - Sejumlah berita palsu atau hoax menyebar di media sosial seperti Facebook, WhatsApp telah memicu kekhawatiran tentang vaksin  COVID-19.

Mitos dan cerita palsu tentang vaksin Covid-19 telah merajalela menyebar di komunitas media sosial, mirisnya yang paling banyak terindikasi terkena hoaks adalah ibu-ibu atau emak-emak.

Salah satu berita yang tersebar adalah mitos bahwa vaksin Covid-19 terlalu terburu-terburu. Lalu apakah hal ini benar atau hanya berita hoax semata.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Sinovac Upaya Memutus Rantai Penyebaran Covid-19

Ketika pertama kali mengambangkan vaksin untuk Covid-19 di awal tahun 2020, para ilmuwan sangat ekstra hati-hati untuk tidak menjanjikan bahwa vaksin akan tersedia sesegera mungkin.

Pengembangan vaksin tercepat sebelumnya, mulai dari proses sampling hingga mencapai persetujuan lembaga regulasi kesehatan adalah empat tahun.

Untuk mengharapkan vaksin tersedia di pertengahan 2021 pun ketika itu terlihat seperti terlalu muluk-muluk.

Baca Juga: Mitos dan Fakta di Grup Emak-emak Tentang Vaksin, Jangan Vaksin COVID-19 Saat Hamil Bisa Keguguran

Namun, kenyataannya di awal desember 2020, para pengembang vaksin telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Pada 2 desember 2020, vaksin buatan pfizer-biontech menjadi vaksin covid pertama yang disetujui untuk uji klinis dalam masa darurat pandemik.

Kecepatan produksi vaksin saat ini adalah sesuatu yang revolusioner, dan diharapkan dapat diterapkan juga untuk kasus vaksin lain seperti malaria, tuberculosis, dan juga pneumonia.

Namun, seiring dengan kecepatannya, isu dan rumor pun menyebar di kalangan masyarakat. Banyak yang menyebut bahwa pengujian vaksin terlalu cepat dari vaksin-vaksin untuk penyakit lainnya.

Baca Juga: Persebaya Surabaya Minta Aturan Wajib Vaksin Dosis Kedua Dikaji Terlebih Dahulu

 ‘Manusia hanya digunakan sebagai eksperimen sains’ adalah jawaban umum yang terlihat di kelompok media sosial.

Tetapi menurut ahli epidemiologi dan anggota Fakultas Inti Universitas Walden Vasileios Margaritis, PhD, MS, mengatakan hal itu tidak benar atau hoaks.

“Meskipun tampaknya vaksin COVID-19 dikembangkan dalam waktu singkat, ini adalah salah satu pencapaian terbesar penelitian medis,” kata Margaritis.

“Mereka adalah hasil dari kolaborasi ilmiah internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya serta alokasi keuangan dan sumber daya manusia yang sangat besar,” lajunya.

Ia menjelaskan, teknologi untuk vaksin ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Produsen vaksin mampu mengembangkan vaksin ini sekarang karena kerja keras yang telah dilakukan sebelumnya.

Baca Juga: Hindari 4 Alasan yang Tidak Diperlukan dalam Mencetak Kartu Vaksinasi Covid-19

Itu, dikombinasikan dengan sejumlah besar dana dan upaya yang dilakukan sebelumnya begitu kebutuhan akan vaksin muncul, sehingga memungkinkan vaksin bisa menjadi penyelamat.

“Semua uji laboratorium dan klinis dilakukan sesuai dengan aturan, standar, dan kriteria etika yang paling ketat, tanpa mengorbankan keselamatan peserta,” kata Margaritis.

Ia pun menjawab alasan mengapa vaksin cepat disetujui, hal itu karena situasi kondisi yang ada.

“Vaksin disetujui dengan cepat untuk penggunaan darurat karena birokrasi dipotong, bukan sudut," paparnya.

Untuk mencapai menjaga masyarakat yang telah memperoleh vaksin, hingga kini Food and Drug Administration (FDA) dan komunitas ilmiah terus memantau proses vaksinasi di seluruh dunia untuk memastikan keamanan populasi yang divaksinasi.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler