Harganya juga murah, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per porsi. Meski begitu, menu nasi goreng tetap jadi yang paling laris di warung makan milik Syaifudin ini.
Saat ditanya alasan menjual makanan dengan harga murah apalagi di situasi pandemi seperti sekarang ini, Syaifudin menjawab singkat.
“Iya benar. Saya msih ttap (masih tetap) konsisten harga 5000 sebelum masa pandemi. Alhmdllh msh (Alhamdulillah masih) ada untung,” jawab Syaifudin saat dihubungi oleh Media Blitar, Sabtu 7 Agustus 2021.
Salah seorang pelanggan yang bernama Reza (22) mengatakan, nasi goreng super murah yang dijual di warung milik Syaifudin sangat cocok bagi mahasiswa seperti dirinya.
“Sangat murah segini cuma Rp5000 udah dapat nasi goreng yang rasanya tidak kalah enak dari nasi goreng seharga Rp15.000. Porsinya pun banyak banget ini mah kalau dijual dengan harga Rp 10.000 juga laku,” ujar pria asal Tulungagung tersebut saat dihubungi lewat jaringan telepon oleh Media Blitar, Jumat 6 Agustus 2021.
Setiap hari, warung nasi goreng milik Syaifudin ini buka mulai pukul 17.00 WIB hingga tengah malam sampai habis. Namun karena kebijakan PPKM, warungnya hanya bisa buka sampai jam 20.00 WIB saja.
“Ya kesulitannya karena PPKM ini padahal warung nasi goreng saya baru buku jam 17.00 WIB dan harus tutup jam 20.00 WIB,” tambahnya.
Warung nasi gorengnya tersebut bisa menghabiskan 8 kilogram beras setiap harinya. Kini, dalam sehari Syaifudin bisa menjual 50 – 60 porsi.