MEDIA BLITAR - Tahun ini Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 akan segera dilaksanakan pada bulan Desember 2020 mendatang.
Walaupun pandemi Covid-19 masih berlanjut, namun tahapan Pilkada 2020 yang diselenggarakan di berbagai daerah Indonesia ini sudah mulai dilanjutkan kembali sejak Juni 2020 lalu.
Dalam menyukseskan Pilkada 2020, anggaran sebesar Rp15 triliun telah disepakati dan akan digelontorkan.
Baca Juga: Calon Petahana Yang Akan Maju Pilwali Blitar 2020, Tidak Perlu Mundur Dari Jabatan, Cukup Cuti Saja
Bahkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta tambahan anggaran hingga Rp4,7 triliun.
Ekonom senior Rizal Ramli pun mengkritik anggaran Pilkada 2020 yang membengkak tersebut.
Menurut Rizal Ramli, anggaran Pilkada 2020 yang hampir menyentuh angka Rp20 triliun itu hampir tidak ada manfaatnya.
Baca Juga: Persiapan SMK Islam 1 Blitar, dalam Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Kota Blitar
Dirinya tak ragu menyebut kalau Pilkada 2020 hanya untuk meneruskan tradisi oligarki dan praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).
"Anggaran Pilkada 2020 15 triliun. KPU minta tambah Rp4,7 triliun. Total nyaris Rp20 triliun. Manfaatnya nyaris tidak ada karena hanya teruskan tradisi oligarki & KKN. ++resiko corona," cuit @RamliRizal di Twitter, Kamis 13 Agustus 2020.
Baca Juga: Update Terkini Kasus Covid-19 di Indonesia, 1.760 orang Dinyatakan Sembuh
Untuk itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di era Kabinet Kerja memberi saran.
Anggaran Pilkada 2020 15 Triliun. KPU Minta Tambah Rp 4,7 T. Total nyaris 20 T. Manfaatnya nyaris tidak ada krn hanya teruskan tradisi oligarki & KKN. ++resiko corona. Lebih baik 20T itu utk beli 3O Juta HP, pasang wifi di 1 juta titik, pulsa gratis untuk anak tidak mampu. Ya?— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) August 13, 2020
Rizal mengatakan bahwa anggaran tersebut akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh yang kini banyak terkendala ketersediaan infrastruktur penunjang
Bagi Rizal, sebaiknya anggaran yang besar tersebut digunakan untuk membeli hp dan memasang Wi-Fi di sejumlah titik Indonesia.
Baca Juga: Pengumuman SBMPTN 2020 Akan Diumumkan Besok 14 Agustus 2020, Begini Cara Mengaksesnya
Hal ini berkaitan dengan banyaknya masyarakat Indonesia di berbagai daerah yang masih gagap teknologi.
Apalagi sistem belajar mengajar yang berlaku sejak Covid-19 mewabah adalah sistem online.
Alhasil, tidak semua orang mampu menyanggupi sistem belajar online akibat tidak paham teknologi hingga tidak memiliki hp atau koneksi internet yang memadai.
Baca Juga: Informasi Hasil SBMPTN Akan Diumumkan Besok, Dapat Diakses Melalui Link Dibawah Ini...
"Lebih baik Rp20 triliun itu untuk beli 30 juta HP, pasang wifi di 1 juta titik, pulsa gratis untuk anak tidak mampu. Ya?" pungkas Rizal Ramli.***