Viral Kasus Tahun 2019 Tiga Anak Saya Diperkosa Trending di Dunia Maya, Netizen: Harga Kebenaran Mahal ya

- 7 Oktober 2021, 19:22 WIB
Viral Kasus Tahun 2019 Tiga Anak Saya Diperkosa Trending di Dunia Maya, Netizen: Harga Kebenaran Mahal ya
Viral Kasus Tahun 2019 Tiga Anak Saya Diperkosa Trending di Dunia Maya, Netizen: Harga Kebenaran Mahal ya /Pixabay

MEDIA BLITAR - Jagat dunia maya terutama Twitter kembali dihebohkan dengan viralnya kasus tahun 2019 yang dipublikasikan dalam bentuk ilustrasi ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’. Kasus tersebut mendapatkan banyak respon dari para netizen baik di media sosial Instagram maupun Twitter.

Kisah dari ilustrasi tersebut juga sempat dipublikasikan di akun Instagram @lambeturah_official. Namun, berselang beberapa jam, pihak Polres Luwu Timur membantah mengenai dugaan kasus pemerkosaan seorang ayah terhadap tiga putra kandungnya yang masih dibawah umur 10 tahun.

Bantahan dari pihak kepolisian Luwu Timur dipublikasikan melakukan akun Instagram @humasreslutim memberikan klarifikasi terkait ilustrasi ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’ adalah hoax atau berita tidak benar.

Baca Juga: Tiga Anak Saya Diperkosa Trending di Twitter, Dianggap Gangguan Mental, Polres Luwu Timur Beri Klarifikasi

Cerita dari ilustrasi tersebut mengungkapkan seorang ibu yang diduga tidak memperoleh keadilan mengenai kejadian yang sudah menimpa tiga buah hatinya lantaran mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari ayahnya.

Diduga sang ayah dari ketiga anak tersebut telah melakukan tindak asusila, pencabulan terhadap tiga bocah berusia dibawah umur 10 tahun.

Si ibu bernama samara Lydia sudah melaporkan tindakan mantan dari suaminya mengenai dugaan pemerkosaan terhadap ketiga anaknya ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Luwu Timur dan Polres Luwu Timur.

Baca Juga: Tiga Anak Saya Diperkosa jadi Buah Bibir Warganet hingga Trending di Twitter, Begini Respon Polres Luwu Timur

Namun, dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa kedua lembaga itu tidak terlalu merespon aduan dari Lydia. Bahkan, dirinya dianggap mengalami gangguan mental alias ODGJ.

Kasus tersebut akhirnya sampai ke tahap penyelidikan namun proses dihentikan kemudian kasus ditutup. Sang ibu pun terpaksa menandatangani berita acara pemeriksaan alias BAP oleh pihak penyidik.

Halaman:

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x