Ia sejak muda dikenal dengan aktivis yang sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani dan ia juga pernah menjadi wartawan dibeberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Middle Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjhaja Timoer dan Poesara.
Hingga Indonesia dinyatakan merdeka ia di angkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di Indonesia, namun masih di kabinet pertama di bawah pemerintah Ir.Soekarno.
Selain itu logo Tut Wuri Handayani juga menjadi semboyan Hari Pendidikan Nasional yang sudah tercantum di Kemdikbud.
Baca Juga: Ramal Lonjakan Covid-19 Mulai 3 Mei 2021, Denny Darko Sampaikan Indonesia Terancam Kerusuhan
Logo tersebut digunakan untuk melaksanakan sistem Pendidikan, serta memberikan penghormatan dan penghargaan kepada Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia.
Namun Tut Wuri Handayani berasal dari 3 semboyan yang bersambungan yang pernah diungkap Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Arti dari “ing ngarsa sung tuladha” memakai Bahasa jawa yang memiliki arti “apabila di depan memberi teladan”, selain itu arti dari ing madya mangun karsa yaitu “apabila di tengah memberi ilham (inspirasi)”.
Serta arti dari semboyan tut wuri handayani yaitu “apabila di belakang memberi dorongan”, semboyan ini yang sering tercantum di logo Kemdikbud, namun semboyan ‘tut wuri handayani’ yang memiliki makna setiap pendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak didiknya.
Selain semboyan ‘tut wuri handayani’ muncul di logo Kemdikbud, semboyan ini juga di sematkan di berbagai Pendidikan sekolah seperi baju sekolah yang sebagai pelengkap dasi dan topi bagi siswa-siswi Indonesia.***