Hadapi Potensi Gempa dan Tsunami di Jawa Timur, Berikut Langkah Untuk Antisipasi

5 Oktober 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi gempa bumi. /Pikiran-rakyat.com

MEDIA BLITAR – Potensi tsunami hingga 20 meter dan gempa bumi megatrust yang mungkin terjadi beberapa pekan lalu menjadi bahasan untuk saling memberikan pengetahuan dan mawas diri.

Keadaan ini membuat pemerintah provinsi Jatim untuk melakukan langkah antisipasi jika terjadi tsunami dan gempa bumi megatrust.

Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur, menyampaikan kepada kepala daerah yang ada di wilayah selatan pulau Jawa, seperti Banyuwangi, Jember, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan, untuk siap siaga dan melakukan langkah antisipasi.

Baca Juga: Berakting di Drama yang Sama, Ketahui Fakta Jisoo Blackpink dan Jung Hae In

Kepala Dinas Komunikasi dan Infomatika Provinsi Jawa Timur, Drs. Beny Sampirwanto, M.Si pada wawancara bersama Radio Suara Sidoarjo, Senin,5 Oktober 2020 menyampaikan bahwa, Gubernur Jawa Timur telah mengadakan video conferences bersama pihak terkait kebencanaan yang terlibat seperti UGM, ITS, serta BNPB.

Pelaksanaan video conferences yang dilakukan membahas hal terkait antisipasi pemerintah provinsi pada potensi gempa bumi dan tsunami di wilayah selatan Jawa Timur.

Beny menyampaikan bahwa terdapat bias informasi yang terjadi di masyarakat, sehingga menimbulkan makna lain. Seperti penggunaan kata prediksi memiliki makna berbeda dengan potensi. Prediksi memberikan arti peristiwa yang sudah dekat.

Baca Juga: Kurangin Kegiatan di Luar Rumah, Lakukan Olahraga Ringan di Rumah Selama Pandemi

Informasi lain yang harus disampaikan lebih jelas sehingga dapat dipahami masyarakat awam, mengenai gempa megatrust.

Menurut Beny, gempa megatrust terjadi jika ada tumbukan antar lempeng indo-Australia dengan lempeng Eutasia, dan itu terjadi jika secara bersamaan terangkat di ke dua sisi.

Pemahaman dan pelatihan yang diberikan ke pada masyarakat sudah sering dilakukan oleh Pemprov Jatim. Artinya masyarakat diberi pemahaman terkait kondisi wilayah, dan sewaktu-waktu harus siap jika terjadi bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Hal ini bertujuan untuk skenario terberuk yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Perang Armenia-Azerbaijan, Jumlah Korban Jiwa Bertambah 230 Orang

Ahli pusat bencana UGM, Djati Mardianto menyampaikan bahwa bencana tersebut merupakan potensi. Artinya, bisa terjadi, bisa juga tidak terjadi. Insiden tersebut bisa terjadi dalam waktu dekat maupun dalam waktu lama. Serta harus menggunakan metode skenario terburuk untuk antisipasi.

Ke depan, ada instruksi dari gubermur tentang penanganan kebencanaan ditangani pemprov, serta dinas terkait seperti BPBD Provinsi Jatim maupun kabupaten atau kota. ***

Editor: Ninditoo

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler