Sri Mulyani: Pendidikan Penting untuk Mengatur Pola Pikir

12 Maret 2021, 17:20 WIB
Sri Mulyani : Pendidikan Penting untuk Mengatur Pola Pikir /Sri Mulyani Indrawati/Dok. Kemenkeu/Biro KLI - Bayu/kemenkeu.go.id./

MEDIA BLITAR - Menteri Keuangan Sri Mulyani sebut pendidikan sangat penting dalam mengatur pola pikir. Untuk pemerataan pendidikan, pemerintah melalui APBN 2021 sediakan akses dan kesempatan yang sama kepada perempuan melalui berbagai program prioritas, salah satunya melalui reformasi pendidikan untuk peningkatan kualitas SDM.

“Pendidikan is very critical karena itu mengatur cara kita berpikir. When you are going to do something untuk memperbaiki situasi, memberikan solusi, kamu diminta untuk menata pikiran kamu sehingga kamu tahu penyebabnya apa, tujuannya mau kemana, kita mau mencapai apa, strateginya apa, itu biasanya bisa dilatih dengan pendidikan,” jelas Sri Mulyani dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Jumat 12 Maret 2021.

Baca Juga: Ikatan Cinta: Al Membuat Kebohongan Baru, Akan Terbongkar dan Membuat Andin Pergi Lagi?

Menkeu juga sebut kesenjangan gender yang makin melebar antara perempuan dan laki-laki, terutama di masa pandemi Covid - 19 meningkat.

“Perempuan pada posisi sama dibayar 11% lebih rendah atau bahkan sampai 20% di bawah laki-laki untuk pekerjaan sama, tanggung jawab yang sama. Itu terjadi di seluruh dunia,” ujar Menkeu.

Sebagai pembuat kebijakan, Menkeu melihat bahwa kesetaraan gender adalah sesuatu yang harus dipahami oleh seluruh pemimpin organisasi. Kebijakan yang diambil harus memperhatikan apakah menguntungkan atau tidak bagi perempuan.

Baca Juga: Resmi Rilis MV, Rose BLACKPINK Jadi Trending Twitter

Baca Juga: Skandal Perselingkuhan Terkuak, Karier Nissa Sabyan Disebut Semakin Terpuruk, Ini Tilikan Mbak You

“Umpamanya kita membuat kebijakan untuk memberikan transfer kepada keluarga-keluarga yang tidak mampu. Sepuluh juta keluarga penerima PKH, penerimanya di atas 90% itu perempuan. Karena perempuan itu waktu dikasih cash sama pemerintah, dia memikirkan anaknya. Jadi perempuan memikirkan sedetail itu untuk anak-anaknya. Itu memang tujuan kita supaya keluarga-keluarga tidak mampu, anak-anaknya tetap bisa sekolah,” imbuhnya.

Sebelumnya dalam rangka memperingati hari perempuan internasional, Menkeu menjelaskan perempuan juga memiliki kondisi yang tidak mudah dalam hal akses keuangan. Perempuan jauh lebih sulit untuk mengakses permodalan baik terutama dari perbankan atau lembaga keuangan formal.

Baca Juga: Road To Final, Schedule Valorant Challenger Indonesia Stage 1 Qualifier 3, Siap Berkompetisi di SEA

Baca Juga: Ahmad Dhani Pilih Once Ketimbang Ari Lasso, Meski Sama-sama Pernah Kerja Bareng

“Jadi ketika kita semua mengerti bahwa dengan covid dan kendala untuk berinteraksi secara fisik, maka Anda harus go digital maka ini menjadi tantangan yang semakin meningkat bagi seorang wanita. Jadi bagaimana kita akan benar-benar kemudian membantu perempuan agar mereka dapat memiliki akses permodalan, pemahaman literasi keuangan dan memiliki keterampilan untuk memahami aplikasi digital dan kemudian mereka akan dapat menggunakannya. Saya pikir ini semua adalah tantangan yang kami hadapi,” ungkapnya.

Menkeu menambahkan, pemerintah berupaya sebaik mungkin untuk memulihkan perekonomian. Diantaranya dengan cara mempermudah akses kepada perbankan, memberikan akses modal atau restrukturisasi pinjaman termasuk subsidi bunga, memberikan bantuan kepada usaha ultra-mikro dan usaha kecil menengah, serta memperkenalkan literasi keuangan serta pemahaman tentang aplikasi digital.

Baca Juga: Netizen Harus Siap Patah Hati, Rendy Ikatan Cinta Segera Gelar Pernikahan Mewah!

“Begitu pula dengan aktivitas ekonomi, sehingga banyak aktivitas yang harus berubah kepada platform digital. Jadi bagi kami ini adalah kesempatan yang sangat penting bagaimana mengonversi beberapa program sosial, yang masih konvensional menjadi digitalisasi. Teknologi digital berlaku tidak hanya untuk perlindungan sosial. Namun kami juga mendukung langsung banyak usaha kecil menengah, yang banyak dimiliki oleh perempuan dan justru mayoritas tenaga kerja mereka adalah perempuan. Jadi ini sangat penting." tutup Menkeu.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Kemenkeu

Tags

Terkini

Terpopuler