Sepakati Lakukan Kerja Sama Militer, Tiongkok dan Filipina Bicarakan Sengketa Laut Cina Selatan

- 13 September 2020, 08:00 WIB
Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan, sembilan garis putus-putus (nine dash line) merupakan wilayah yang diklaim Tiongkok.
Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan, sembilan garis putus-putus (nine dash line) merupakan wilayah yang diklaim Tiongkok. /CSIS Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) via SCMP/

MEDIA BLITAR – Tiongkok berjanji akan menyumbangkan peralatan non-tempur ke Filipina ketika menteri pertahanan Wei Fenghe menemui Delfin Lorenzana dan Presiden Rodrigo Duterte di Manila pada Jumat lalu. Peralatan non-tempur yang akan disumbangkan ini senilai US $20 juta.

Diketahui sebelumnya, para menteri pertahanan mengadakan upacara penandatanganan di dalam markas militer Camp Aguinaldo terhadap sumbangan peralatan yang akan digunakan untuk operasi kemanusiaan dan bantuan bencana, yang merupakan sumbangan keempat dari Beijing sejak tahun 2017.

Presiden Rodrigo Duterte mengatakan bahwa delegasi Wei adalah kelompok tingkat tinggi pertama yang mengunjungi Manila sejak pandemi Covid-19 dan itu menunjukkan rasa hormat Beijing terhadap ikatan Tiongkok-Filipina.

Baca Juga: Gawat! Ada 1,6 Juta Calon Penerima BLT Rp 600 Ribu Dicoret BPJS Ketenagakerjaan, Simak Penjelasannya

Dikutip SCMP, Wei yang telah melakukan perjalanan ke tiga ibu kota Asia Tenggara lainnya, setuju dengan Lorenzana mengenai kerja sama yang lebih erat antara militer mereka dan kelanjutan dialog untuk menangani sengketa Laut China Selatan yang sedang berlangsung.

Wei dan Lorenzana juga setuju untuk terus merevisi nota kesepahaman Filipina-Tiongkok pada tahun 2004 tentang kerja sama pertahanan, yang akan membuka jalan bagi pertukaran personel lebih banyak, pelatihan, dan saluran komunikasi yang lebih baik antara kedua militer.

Kementerian pertahanan Tiongkok menambahkan bahwa militernya bersedia memperkuat hubungannya dengan angkatan bersenjata Filipina. Ditekankan bahwa menjaga stabilitas Laut China Selatan adalah tanggung jawab bersama kedua negara dan perselisihan di jalur laut harus diselesaikan melalui konsultasi.

Baca Juga: BLT Tahap 3 Anda Belum Cair? Simak Alasan dan Penjelasan Berikut Ini

Perjalanan Wei ke ibu kota Filipina dilakukan setelah kunjungannya ke Malaysia, Indonesia, dan Brunei. Analis mengatakan penjangkauan Beijing di Asia Tenggara untuk menyeimbangkan pengaruh Amerika Serikat pada saat ketegangan meningkat di Laut Cina Selatan.

Dari empat negara yang dikunjunginya, hanya Indonesia yang bukan negara penuntut di laut, meski Jakarta pernah bentrok dengan Beijing terkait kapal-kapal penangkap ikan asal Tiongkok yang memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di sekitar Kepulauan Natuna dan menolak nine-dash line yang digunakan Tiongkok sebagai dasar untuk klaimnya di perairan.

Halaman:

Editor: Ninditoo

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x