Pihak berwenang mengecualikan Fenster dalam amnesti yang diberikan baru-baru ini kepada ratusan orang, termasuk sejumlah awak media, yang sebelumnya ditahan karena protes anti junta.
Militer telah mencabut izin media, memberlakukan pembatasan di internet dan siaran satelit, serta menangkap puluhan wartawan sejak kudeta 1 Februari.
Baca Juga: Berulang Kali Muncul, Brasil Gencar Selidiki Penyakit Sapi Gila pada Manusia
Kelompok hak asasi manusia menyebut tindakan militer Myanmar sebagai serangan terhadap kebenaran
“Kami sama sedihnya atas tuduhan ini seperti halnya tuduhan lain yang diajukan terhadap Danny,” kata saudaranya, Bryan Fenster, dalam pesan teks.
Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menjawab permintaan komentar dari Reuters.
Kedutaan Besar AS di Yangon juga belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.***