MEDIA BLITAR – Seperti yang diketahui, jika Indonesia telah menerapkam PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat) di kalangan masyarakat sejak 3 Juli 2021, hingga saat ini dengan sistem level.
Pemerintah tetapkan PPKM, dengan harapan efektif menekan angka peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
Berbeda dari Indonesia, Singapura berusaha untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dan tidak memilih untuk perketat pembatasan, guna mengatasi lonjakan kasus.
Meski demikian, seperti yang diwartakan Reuters, jika Singapura akan menunda lebih banyak pembukaan sejumlah tempat umum, sembari lakukan pemantauan pada peningkatan kasus yang mungkin akan semakin parah.
Baca Juga: Gaungkan Vaksinasi, Joe Biden Wajibkan Pekerja Federal Lakukan Vaksinasi
Dan dilaporkan, jika kasus baru harian di Singapura, dikabarkan meningkat tajam baru-baru ini, hingga capai 450 kasus pada hari Kamis. Hal ini, menandakan angka terbesar dalam setahun, setelah langkah-langkah pembatasan dilonggarkan sebagai bagian dari pembukaan kembali secara bertahap, setelah vaksinasi dilakukan 80% dari populasi penduduknya.
"Peningkatan infeksi harian yang cepat dan eksponensial yang kita alami sekarang ini, adalah apa yang harus dilalui oleh setiap negara yang ingin hidup berdampingan dengan COVID-19 di beberapa titik," kata menteri kesehatan Ong Ye Kung dalam konferensi pers.
Untuk mendukung sistem perawatan kesehatan, negara-kota akan membiarkan lebih banyak pasien yang divaksinasi untuk pulih dengan lakukan perawatan di rumah, dan akan memulai program booster vaksin kepada kelompok rentan.
Sementara itu, pihak berwenang juga telah memutuskan untuk mengurangi karantina dari 14 hari menjadi 10 hari, bila kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.