Dapur ala Zero Waste, Langkah Kecil Untuk Selamatkan Lingkungan

- 3 Oktober 2020, 13:45 WIB
Zero Waste
Zero Waste /RikaC Pixabay/Pixabay

MEDIA BLITAR - Diadopsi dari Zero Waste International Alliance (ZWIA), Sabtu 3 Oktober
2020, zero waste merupakan prinsip yang berfokus pada pencegahan limbah yang mendorong desain ulang siklus hidup sumber daya alam sehingga semua produk dapat digunakan kembali.

Tujuannya agar tidak ada sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah atau laut.

Sistem tanpa limbah, memungkinkan material akan digunakan kembali hingga tingkat konsumsi optimal.

Baca Juga: Butuh Hiburan Untuk Membunuh Bosan Saat PSBB? Tonton Variety Show Korea Selatan Berikut Ini

Seperti yang diketahui bahwa sampah atau limbah yang sulit didaur adalah sampah jenis anorganik seperti plastik. Manusia tidak bisa lepas dengan plastik karena sebagian besar alat bantu manusia tebuat dari plastik.

Mulai dari ikat rambut, sandal, sikat gigi, dan lainnya terbuat dari plastik karena lebih ringan, mudah dibentuk, dan murah dibanding bahan lain misalnya kayu maupun besi.

Seiring dengan penggunaannya, plastik menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan manusia. Seperti penumpukkan sampah, penyumbatan aliran sungai, pencemaran air, hingga matinya spesies tertentu akibat memakan plastik yang dibuang sembarangan.

Baca Juga: Bosan Saat PSBB? Yuk, Lakukan Beberapa Kegiatan Sederhana Ini

Masalah sampah ini juga menjadi isu serius di berbagai negara temasuk Indonesia karena jumlahnya yang terus bertambah dan mencemari lingkungan.

Lalu, sebagai individu apakah bisa membantu mengatasi atau setidaknya mengurangi masalah sampah?

Tentu bisa, mari mulai dari dapur Anda sendiri. Dapur adalah salah satu bagian dari rumah  yang menghasilkan sampah rumah tangga tebanyak. Kemasan minyak, beras, minuman, sayuran, bumbu dapur, hingga alat masak yang kita gunakan berbahan plastik.

Baca Juga: Merangkak Naik! Simak Harga Emas Antam Terbaru Hari Ini, Sabtu 3 Oktober 2020

Selain sampah plastik, sampah makanan yang dibuang akan terurai di tempat pembuangan dan melepaskan metana. Metana ini merupakan gas rumah kaca yang 27 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Kondisi seperti itu tentu akan merusak bumi.

Dalam upaya mengurangi sampah dapur, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan.

1. Kurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja
Kantong plastik adalah barang yang selalu ada ketika melakukan jual beli di pasar ataupun di pusat perbelanjaan. Beda kios atau beda jenis barang yang dibeli tentu berbeda pula kantong plastiknya. Inilah yang membuat kantong plastik yang digunakan terlalu banyak saat berbelanja.

Mengurangi kantong plastik yaitu dengan menggunakan toples atau wadah berbahan kayu atau alumunium. Jika tidak memilikinya, bisa diganti dengan toples plastik yang bisa digunakan kembali. Kantong belanja berbahan kain atau karton bisa dijadikan alternatif lain untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

Baca Juga: Dianggap Track Paling Aman, Yuk Ketahui Jalur Pendakian Gunung Arjuno Melalui Jalur Tretes Berikut

Kini telah berdiri beberapa tempat belanja berbasis zero wate atau biasa dikenal dengan bulk store sebagai alternatif dalam berbelanja. Ketika belanja di bulk store, Anda diharuskan untuk membawa wadah sendiri saat berbelanja.

2. Daftar barang yang akan dibeli sesuai kebutuhan
Susun daftar belanja sesuai kebutuhan agar tidak berlebihan. Di pasar sering ditemui penawaran belanja seperti beli dua gratis satu dan sebagainya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penawaran itu. Namun, pertimbangkan kembali jika Anda mau mengambil penawaran itu. Pastikan barang dengan jumlah lebih itu bisa dihabiskan di rumah agar tidak terbuang.

3. Awetkan makanan
Sebagai usaha mencegah pemborosan makanan terbuang percuma, awetkan lebihan makanan sebelum membusuk. Cara mengawetkannya bisa dengan membekukan makanan tersebut di lemari pendingin. Lebih baik lagi jika mengawetkan makanan secara alami.

Baca Juga: Nggak Kalah Seru, 5 Drama Korea Lawas Ini Bakal Sukses Bikin Kamu Nostalgia

4. Penyimpanan makanan dengan benar
Sejumlah buah dan sayuran mengeluarkan gas alami saat matang. Gas itu dapat membuat produk lain lebih cepat rusak. Maka simpanlah secara terpisah buah dan sayur yang kamu beli. Misalnya, simpan pisang, apel, dan tomat di wadah berbeda.

Menyimpan buah dan sayur lebih baik jika tidak dibungkus plastik karena akan mempercepat proses pematangan.

5. Olah makanan yang hampir busuk atau kedaluwarsa
Bahan makanan yang layu bukan berarti sudah tidak bisa diolah menjadi masakan. Jadi pilah-pilah dahulu persediaan makanan. Jika kerusakannya tidak fatal, segera olah menjadi aneka masakan seperti kue atau smoothies.

Baca Juga: 2 Cara Mudah Pembiakan Tanaman Aglonema, Yuk Coba Sekarang!

Sampah organik jangan kemudian dibuang, namun olah kembali menjadi pupuk kompos.

6. Pisahkan sampah
Sampah dapur terdiri dari sampah organik dan anorganik. Jenis kedua sampah ini berbeda oleh sebab itu harus dibedakan tempat pembuangannya. Buang sampah organik dan anorganik secara terpisah agar memudahkan dalam pengolahannya.

Hal yang tidak kalah penting yaitu membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya.

***

Editor: Ninditoo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah