تتمة: يحرم الصوم في أيام التشريق والعيدين
Artinya: “Pelengkap puasa pada hari Tasyrik dan dua hari raya id haram.” (Syekh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in pada Hasyiyah I'anatut Thalibin, {Daru Ryan Kutubil Arabiyah/Isa Al-Babi Al Halabi: Tanpa tahun}, juz II halaman 273.
Selain itu, ada juga dari Qaud Jadid Imam As-Syafi'i yang berdasarkan pada keumuman larangan puasa pada hadits riwayat Abu Dawud dan Muslim.
قوله (وَكَذَا أَيَّامُ التَّشْرِيقِ) وَهِيَ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ بَعْدَ يَوْمِ الْأَضْحَى لِلنَّهْيِ عَنْ صِيَامِهَا فِي خَبَرِ أَبِي دَاوُد بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ وَفِي خَبَرِ مُسْلِمٍ أَنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: “(Demikian juga hari Tasyrik), yaitu tiga hari setelah Idul Adha karena larangan puasa pada hadits riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih dari pada hadits riwayat Muslim, ‘Bahwa itu semua adalah hari makan, minum, dan zikir kepada Allah SWT,” (Syekh Zakariya Al- Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman 314).
Oleh karena itu, bagi umat muslim tidak boleh mengerjakan ibadah puasa selama hari Tasyrik selama tiga hari.***