Filosofi Ketupat dan Lepet, Makna Lebaran atau Hari Raya Ketupat Bagi Orang Jawa Tradisi dari Sunan Kalijaga

- 8 Mei 2022, 21:15 WIB
Ilustrasi - ilosofi Ketupat dan Lepet, Makna Lebaran atau Hari Raya Ketupat Bagi Orang Jawa Tradisi dari Sunan Kalijaga
Ilustrasi - ilosofi Ketupat dan Lepet, Makna Lebaran atau Hari Raya Ketupat Bagi Orang Jawa Tradisi dari Sunan Kalijaga /Tangkapan layar instagram.com/@thermomixindonesia

MEDIA BLITAR - Apa filosofi ketupat dan lepet sekaligus makna lebaran atau hari raya ketupat bagi orang jawa?

Masyarakat di Pulau Jawa masih mempertahankan tradisi lebaran ketupat hingga saat ini. Namun, masih banyak yang belum mengetahui apa arti filosofi ketupat dan lepet itu sendiri.

Ketupat pertama diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga ketika menyebarkan islam di bumi nusantara.

Baca Juga: Tragedi Perosotan Kenjeran Park Roboh, Empat Orang Korban Harus Jalani Operasi

Pada zaman dahulu, masyarakat memiliki tradisi menggantung ketupat di tanduk kerbau. Hal tersebut ditujukan sebagai bentuk rasa bersyukur atas hasil panen yang sukses.

Namun, perlahan tradisi tersebut diubah secara simbolis pada abad ke 15 hingga 16 oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari 9 wali yang menyebarkan agama islam di Pulau Jawa.

Hal tersebut lantaran masyarakat pada zaman tersebut mayoritas masih memegang tradisi, sehingga Sunan Kalijaga berusaha untuk memadukan antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan lokal.

Baca Juga: Kapan Hari Raya Ketupat 2022? Lebaran Ketupat di Pulau Jawa Jatuh Seminggu Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Hal ini bertujuan agar agama Islam dapat diterima oleh masyarakat dengan mudah.Maka dari itu, Sang sunan menjadikan ketupat sebagai simbol permohonan maaf yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.

Menurut Indonesia Travel, pemakaian kata ketupat bersamaan dengan pengenalan kata ba’da di Pulau Jawa. Kata tersebut dibagi menjadi dua yakni, ba’da Kupat dan ba’da Lebaran.

Maksud ba’da Lebaran artinya kegiatan Idul Fitri seperti salat yang dilanjutkan dengan tradisi saling berkunjung ke tetangga maupun saudara untuk menjalin silaturahmi.

Sementara, ba’da Kupat adalah budaya membuat ketupat dengan membagikannya kepada sanak keluarga maupun tetangga setelah hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada hari kedelapan.

Baca Juga: Apa itu Lebaran Ketupat? Ternyata Ini Sejarah dan Asal Usul Hari Raya Ketupat Jawa dari Zaman Sunan Kalijaga

Makna dan Filosofi Ketupat- Lepet Menurut Sunan Kalijaga

Tidak hanya berhubungan dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, ketupat juga mempunyai makna sekaligus filosofi.

Arti kata dari Ketupat yang pertama yakni ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.

Selain itu, Ketupat juga diartikan ‘laku papat’ yang merujuk pada empat sisi ketupat. Salah satu sisi tersebut dikenal bernama lebaran. Nama lain dari Idul Fitri di tanah air.

Sementara, sisi lain yakni, Luberan mempunyai arti rezeki yang banyak dan memberi sedekah kepada yang memerlukan.

Baca Juga: UPDATE KLASEMEN F1 Jelang GP Miami Seri Kelima 2022, Leclerc Masih Bercokol Di Puncak, Red Bull Imbang

Ketiga sisi lain disebut dengan Leburan yang memiliki arti menghapus dosa yang sudah dikerjakan selama satu tahun.

Sisi keempat dinamakan Laburan mempunyai arti mensucikan diri atau kembali suci seperti bayi yang baru terlahir.

Makna Kupat-lepet tidak terlepas dari arti keberadaan janur atau daun kelapa muda. Ternyata, makna Janur diambil dari bahasa Arab Ja’a nur (telah datang cahaya).

Baca Juga: Waspada Oknum Penyebar Hoax Manipulasi Judul Pemberitaan Pikiran Rakyat, Menag Ikut Jadi Korban

Sementara, makna bentuk fisik kupat berbentuk segi empat memiliki makna simbolis dari hati manusia. Saat seseorang sudah mengakui kesalahan maka hatinya seperti kupat yang terbelah.

Tentu isinya putih bersih dan hati tanpa memiliki rasa iri maupun dengki. Kenapa demikian? Hal itu karena hatinya dibungkus oleh cahaya yakni Ja’a nur.

Sementara, makna lepet adalah silep kang rapet yang maksudnya mari kita kubur atau tutup rapat (Mangga dipun silep ingkang rapet).

Itulah makna dan filosofi ketupat dan lepet bagi orang jawa tradisi Islam peninggalan Sunan Kalijaga.***

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x