“Frekuensi tidur siang dapat membantu menjelaskan temuan yang tidak jelas mengenai hubungan antara tidur siang dan kejadian (penyakit kardiovaskular),” demikian penelitian tersebut menyebutkan.
Namun, ahli Yue Leng Ph.D. dan Dr. Kristine Yaffe dari Universitas California, San Francisco mengatakan bahwa penelitian tersebut dapat telah dilakukan ‘terlalu dini’.
Baca Juga: Bahaya Langsung Terlalu Lama Tidur Siang
Baca Juga: Selain Jam Kerja Tidak Teratur, Pernikahan Yang Tidak Bahagia Ternyata Bisa Picu Serangan Jantung
"Terlalu dini untuk menyimpulkan tentang kesesuaian tidur siang untuk menjaga kesehatan jantung yang optimal," kata mereka.
Selain itu, dilakukan perbandingan antara orang yang tidur siang dengan yang tidak tidur siang. Kemudian dibagi lagi menjadi kelompok dengan tidur siang kurang dan lebih dari satu jam, dengan frekuensi 1-2 kali per minggu, 2-5 kali per minggu, dan 6-7 kali per minggu.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kejadian stroke dan penyakit jantung paling rendah pada kelompok yang tidur siang 1-2 kali per minggu, yakni hanya sekitar 1,8 persen.
Dalam menganalisis hasil yang didapat tersebut, para peneliti melakukan penyesuaian terhadap berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.***