Apakah Boleh Mengganti Vaksin Covid-19 Berbeda Pada Dosis Pertama? Cek Penjelasannya

- 6 Agustus 2021, 09:19 WIB
Apakah Boleh Mengganti Vaksin Covid-19 Berbeda Pada Dosis Pertama? Cek Penjelasannya
Apakah Boleh Mengganti Vaksin Covid-19 Berbeda Pada Dosis Pertama? Cek Penjelasannya /Pixabay/WiR_Pixs/

MEDIA BLITAR – Vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus diberikan sebagai upaya menurunkan risiko penularan virus corona yakni virus penyebab Covid-19.

Seperti diketahui, sejak tahun 2019 lalu virus tersebut diketahui bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit. Tak sedikit masyarakat yang menjadi korban, sampai akhirnya virus corona dinyatakan sebagai pandemi hingga kini penyebaran dan mutasi virus pun masih terjadi di seluruh dunia.

Namun, untuk menghindari virus tersebut sampai saat ini pemberian vaksin menjadi salah satu cara untuk mencegah tubuh terinfeksi.

Cara kerjanya adalah dengan merangsang tubuh membentuk antibodi yang berperan dalam melawan virus corona yang masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Kenali Efek Samping Serta Efektivitas Vaksin AstraZeneca dan Sinovac

Namun, vaksin corona diberikan sebanyak dua dosis dengan jeda waktu tertentu, tergantung pada jenis dan merk vaksin yang digunakannya dan di Indonesia sendiri ada beberapa jenis vaksin yang disetujui, seperti Sinovac Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm dan Moderna.

Lantas, apakah boleh mengganti vaksin Covid-19 berbeda pada dosis yang pertama? dilansir dari laman SehatQ berikut penjelasannya.

Seiring dengan munculnya polemik mengenai efek samping vaksin AstraZeneca yang dinilai membahayakan tubuh dan kini otoritas sejumlah negara merekomendasikan warganya menggunakan 2 vaksin berbeda untuk dosis pertama dan kedua.

Beberapa negara yang dimaksud berada di wilayah Eropa, seperti Jerman, Prancis, Swedia, Norwegia dan Denmark, serta negara tersebut menyarankan agar warga berusia lebih muda yang mendapat vaksin AstraZeneca pada dosis pertama, diperbolehkan ganti vaksin Covid-19 merk lainnya.

Baca Juga: Inilah Daftar Penyakit yang Dilarang Mengikuti Vaksin: Hipertensi hingga Jantung

Selain itu, pencampuran vaksin Covid-19 menggunakan merk berbeda untuk dosis pertama dan kedua tersebut, diharapkan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dalam melawan virus corona. Adaupun penelitian yang membuktikan hal tersebut dilakukan di Spanyol.

Menurut penelitian dilakukan terhadap 663 orang partisipan yang menerima vaksin AstraZeneca pada dosis pertama, serta dua pertiganya menerima vaksin mengandung mRNA berupa Pfizer setidaknya 8 minggu setelah dosis pertama.

Namun, hasil dari vaksin Pfizer-BioNtech terbukti mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh peserta yang diberi dosis pertama AstraZeneca dan menghasilkan antibodi tubuh jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Sampai saat ini efektivitas pencampuran vaksin Covid-19 dengan merk berbeda untuk dosis pertama dan kedua masih sangat terbatas dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Lengan Nyeri Hingga Demam, Jangan Panik Berikut Reaksi Tubuh Setelah Vaksin Covid-19

Selain itu, penggunaan vaksin berbeda merk akan menyulitkan deteksi KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi.

Maka dari itu, Centre for Disease Control and Prevention (CDC), WHO dan sejumlah ahli kesehatan menegaskan bahwa penggunaan vaksin Covid-19 tidak boleh diganti atau dicampur dengan merk yang berbeda.

Maka yang dimaksudkan diatas, suntikan dosis pertama dan kedua sebaiknya harus menggunakan jenis vaksin yang sama.

WHO sendiri belum memiliki data mengenai penggantian atau pencampuran jenis vaksin Covid-19 yang berbeda.

Menurut Direktur Vaksin Imunisasi dan Biologi WHO dr. Kate O'Brien, merekomendasikan bahwa sebaiknya dosis kedua vaksinasi tetap sama dengan jenis vaksin yang diberikan pertama kali.

Baca Juga: Cara Daftar Vaksin COVID-19 Gratis di pedulilindungi.id dan vaksin.loket.com

Sementara itu, CDC menyatakan jika merk vaksin tertentu tidak tersedia dan lebih baik menunda dosis suntikan kedua hingga 6 minggu lainnya untuk menerima vaksin Covid-19 dari merk yang sama daripada menggunakan jenis vaksin lainnya dengan kandungan berbeda.

CDC juga mengatakan bahwa ganti atau campur vaksin Covid-19 pada suntikkan dosis kedua mungkin boleh diberikan berbeda dari dosis pertama, apabila stok vaksin merk tersebut sudah tidak ada lagi atau calon penerima vaksin tinggal di area resiko paparan penyakitnya lebih tinggi.

Akan tetapi, mengganti atau mencampur vaksin Covid-19 ini tidak boleh sembarangan, sebaiknya penggantian atau pencampuran vaksin Covid-19 harus menggunakan vaksin yang sama-sama mengandung zat aktif, seperti mRNA dan adenovirus yang sama dengan jarak minimum 28 hari.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: sehatq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah