Bisphenol Bak Bom Waktu yang Bisa Tarik Hak Nutrisi Anak Hingga Ibu Hamil

21 Oktober 2021, 10:30 WIB
Bisphenol Bak Bom Waktu yang Bisa Tarik Hak Nutrisi Anak Hingga Ibu Hamil/ /Pexels/Alexander Dummer/

 

MEDIA BLITAR – Penggunaan Bisphenol A (BPA) kemasan plastik bak bom waktu yang bisa tarik nutrisi anak hingga ibu hamil, tak hanya itu kandungan BPA juga dapat mengancam kesehatan ibu hamil dan juga lingkungan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) sekaligus Koordinator Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) Nia Umar mengungkapkan jahatnya Bisphenol dalam merenggut hat nutrisi anak.

Baca Juga: Menilik Jahatnya Bisphenol yang Bisa Renggut Hak Nutrisi Anak, Ibu Hamil hingga Kerusakan Lingkungan

Bukan hanya merenggut nutrisi yang harus diterima saat tumbuh kembang, menurutnya bahaya BPA ini juga mengancam kepada ibu hamil dan lingkungan yang menaungi kehidupan kita.

“Bahaya BPA ini berdampak bagi tubuh ibu hamil dan menyusui. Bagi yang menyusui risiko yang ditimbulkan adalah ASI yang diminum bayi akan mengandung BPA sehingga bisa jadi si bayi ini tidak mau lagi menyusui melalui payudara ibu mereka,” ungkap Nia Umar, Rabu 20 Oktober 2021.

Selain itu, Dokter Spesialis Anak yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDA) Irfan Dzakir Nugroho mengungkapkan jahatnya BPA bagi kesehatan.

Baca Juga: 8 Bahan Kimia Ini Harus Dicoret dari Produk Kecantikan Alih-alih Bikin Glowing Malah Bikin Kulit Rusak

Toksisitas BPA ditemukan dalam hampir semua anggota tubuh seperti saliva, serum, urine, cairan ketuban, darah tali pusat dan tali pusat, kuku, rambut, kulit, payudara dan lapisan adipose.

“Lebih dari 130 studi melaporkan efek yang membahayakan dari BPA yakni, kanker payudara, pubertas dini, penyakit jantung, infertilitas, katalisator penyakit syaraf dan obesitas,” ujarnya.

Lanjut, Nia Umar menegaskan penggunaan alat yang mengandung BPA akan lebih berbahaya pada bayi yang sedang dalam kondisi menyusui lewat dot botol susu.

Baca Juga: Studi Terbaru Sebut Bahan Kimia Sintetis di Plastik Bisa Meningkatkan Resiko Kematian Dini

Bayi yang diberikan asupan secara artifisial ini dapat menelan BPA dosis ganda sehingga akan mempengaruhi tumbuh kembang mereka.

Nia menilai BPA telah merasuk dan sudah menjadi masalah karena ada di berbagai aspek kehidupan. Bahkan menurutnya BPA telah masuk ke rantai makanan dan dapat ditemukan dalam urine, darah, tali pusat, dan ASI.

“Karenanya, janin dan bayi dapat terpapar BPA bahkan pada mereka yang tidak mengonsumsi botol yang terkontaminasi sekalipun,” paparnya.

Dia menyebut zat kimia BPA dapat mengganggu kerja endokrin dan meniru estrogen. Laporan Program Toksikologi Nasional AS pada 2008 menyatakan keprihatinannya atas efek BPA terhadap otak, perilaku dan kelenjar prostat pada janin.

Baca Juga: Tips Mudah Bersihkan Tutup Toples Plastik yang Kotor dan Berjamur

Dia mengimbau masyarakat berhati-hati dan memperhatikan kesehatan tubuh mengingat zat BPA ini telah ada di berbagai kemasan, mulai dari plastik, kaleng, dan galon. Dari tiga kemasan tersebut yang perlu diperhatikan adalah galon air minum.

“Galon ini harus kita perhatikan, misal air diambil dari Sukabumi lalu dimasukkan ke galon dan diangkut menggunakan mobil. Di mobil galon ini akan terpapar panas matahari dan belum lagi ketika sampai di supermarket atau minimarket juga akan terjemur panas matahari. Kejadian ini dapat membuat BPA larut dan masuk ke dalam air minum,” jelasnya

Sementara sifat BPA ini akan terjadi migrasi apabila terkena panas secara berulang-ulang dan terjadi gesekan atau goresan. Belum lagi saat pemindahan dari truk ke depo-depo ini sangat mungkin timbulnya gesekan.

Dengan begitu, BPA yang terdapat dalam galon guna ulang ini kemudian migrasi ke dalam air kemudian berpindah ke botol susu bayi atau piring makanan bayi.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Turun Langsung Bersihkan Sampah Plastik: Marah Saya, Setiap Hari Nggak Habis-Habis

Jika larut dan air minum yang mengandung BPA ini masuk ke tubuh, maka sel kanker dapat dipicu untuk hidup dan membuat risiko terjadinya kanker semakin tinggi.

Selain masalah, tersebut BPA ternyata juga berbahaya untuk bumi dan lingkungan tempat tinggal kita. Bisphenol A ini dapat berdampak pada satwa liar, terutama kehidupan akuatik di air tawar maupun air laut sehingga menjadi reservoir kontaminan.

Bahan kimia BPA tersebar luas di pantai-pantai seluruh dunia. Ketika berada di pantai, kita tidak hanya berdiri di hamparan pasir, tetapi juga hamparan plastik.

Baca Juga: 8 Mitos yang Sering Banyak Masyarakat Percaya Dengan Penggunaan Nutrisi Makanan

Oleh sebab itu penting untuk banyak konsumsi makanan kemasan berkorelasi tinggi dengan meningkatnya risiko terpapar BPA

Maka itu, hal yang perlu dilakukan agar tidak mengonsumsi makanan yang mengandung BPA adalah gunakan kemasan bebas BPA.

Pemerintah juga harus memuat regulasi yang lebih ketat dalam penggunaan kandungan BPA pada kemasan makanan ataupun minuman.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Tags

Terkini

Terpopuler