Muslim Pro sendiri dikembangkan oleh startup teknologi Bitsmedia dan didirikan sejak tahun 2009. Sedangkan Muslim Pro memiliki kantor pusat di negara Singapura.
Baca Juga: Kapan Banpres BLT UMKM PNM Mekaar Cair? Begini Alur Mencairkan Rp2,4 Juta ke Bank BNI
Bintang Capital (Malaysia) dan CMIA (Singapura) telah mengakuisisi Bitsmedia dan Muslim Pro pada Juli 2017 lalu. Selain itu perusahaan telah memperluas kehadiran regionalnya dengan kantor lokal di Kuala Lumpur dan Jakarta.
Tim Muslim Pro juga mengatakan selain bagian komunitasnya, setiap fitur aplikasi Muslim Pro tersedia tanpa mendaftar atau masuk. "Ini berkontribusi pada anonimitas data yang kami kumpulkan dan proses," lanjutnya.
Baca Juga: Cek Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Tahap 3 di kemnaker.go.id
Dalam usahanya untuk melayani pengguna mereka dengan lebih baik dan membantu bisnis meningkatkan penawaran produk dan layanan mereka, Muslim Pro telah membagikan data anonim dengan mitra teknologi terpilih yang diwajibkan untuk mematuhi undang-undang dan peraturan global seputar perlindungan privasi data.
"Sejak kami mengetahui situasinya, kami telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kebijakan tata kelola data kami untuk mengonfirmasi bahwa semua data pengguna ditangani sesuai dengan semua persyaratan yang ada.
Baca Juga: Wagub DKI Jakarta: Tidak Usah Berspekulasi, Kita Hormati Klarifikasi Gubernur Anies
Muslim Pro sendiri memutuskan mengakhiri hubungan dengan X-Mode yang merupakan mitra data. Sebelumnya terdapat laporan bahwa militer AS diduga membeli data Muslim Pro melalui pialang data pihak ketiga bernama X-Mode.
"Terlepas dari itu, kami telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dengan semua mitra data, termasuk X-Mode, berlaku segera," jelasnya.