Kenali Efek Samping dan Fakta Tentang Vaksin Johnson&Johnson’s Janssen

23 September 2021, 13:43 WIB
Kenali Efek Samping dan Fakta Tentang Vaksin Johnson&Johnson’s Janssen /Pixabay/spencerbdavis1

MEDIA BLITAR – Sebelumnya pemerintah sudah mempercepat program vaksinasi Covid-19 di Indonesia, agar mengurangi kasus penyebaran virus tersebut.

Vaksin yang sudah berada di Indonesia seperti yang sudah diketahui, ada vaksin Sinovac, vaksin Covid-19 Bio Farma, Vaksin AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer.

Dengan banyak beragam vaksin di Indonesia, masyarakat yang sudah di vaksin baik itu dosis pertama dan kedua, menggunakan vaksin Sinovac maupun AstraZeneca.

Baca Juga: Terobosan Terbaru Vaksin Semprot Hidung untuk COVID-19 sedang Gencar Diuji Coba oleh WHO

Seperti diketahuinya di indonesia kedatangan vaksin baru, dari Badan POM kembali menerbitkan izin pengguna darurat vaksin Johnson&Johnson’s Janssen pada tanggal 7 September 2021.

Seperti dikutip dari akun Instagram @sandrasinthya, dr. Sandra Sinthya Langow SpPD-KR bagian Internal Konsultan Reumatologi yang mengunggah foto penjelasan vaksin Johnson&Johnson’s Janssen.

Dalam unggahan foto tersebut menjelaskan kandungan vaksin Johnson&Johnson’s Janssen, yaitu Recombinant replication incompetent Ad26 vector encoding a stabilized varian of the SARS-CoV 2 spike protein, Polysorbate-80, 2-hydroxypropyl-B-cyclodextrin dan Citric acid monohydrate.

Baca Juga: WHO Menentang Pemberian Vaksin Dosis Ketiga dengan Alasan Jumlah Masih Terbatas

Baca Juga: WHO Uji 8 Vaksin Semprot Hidung COVID-19 yang Jadi Tempat Masuknya Virus

Tak hanya itu saja, kandungan dari vaksin Johnson&Johnson juga ada Trisodium citrate dihydrate, Sodium chloride dan Ethanol.

Namun, vaksin Johnson&Johnson beda seperti vaksin lainnya yang harus melakukan vaksin pertama dan kedua dan vaksin tersebut hanya cukup diberikan satu kali saja pada otot lengan atas.

Selain itu, vaksin Johnson&Johnson yang bekerja menggunakan virus lain sebagai perantara dan digunakan sebagai non replicating virus, karena virus tersebut tidak bisa berkembang biak didalam tubuh.

Baca Juga: Data Sertifikat Vaksin Presiden Indonesia Bocor, Menkes Telah Memblokir Akses Data Tersebut

Pada saat penyuntikkan di tubuh, virus tersebut akan masuk dan memicu pembentukkan spike protein virus (Covid-19), kemudian sel tubuh akan menampilkan spike protein pada permukaannya.

Namun, sistem imun tubuh juga akan mengenali sebagai benda asing dan membentuk antibodi yang akan berperang melawan infeksi.

Berikut ini ada beberapa fakta-fakta tentang vaksin Johnson&Johnson:

-        Vaksin tersebut tidak akan menyebabkan anda terinfeksi virus dan virus perantara yang digunakan tidak dapat berkembang biak ditubuh kita.

-        Vaksin tersebut tidak merubah genetik dan materi genetik dari viral vector tidak dapat berinteraksi dengan tubuh kita.

-        Vaksin tersebut tidak mengandung pengawet, metal, latex dan telur.

-        Efikasi 66,3% mencegah terinfeksi Covid-19, proteksi terbentuk sesudah 2 minggu divaksin.

-        Sangat efektif mencegah masuk rumah sakit dan kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: WHO Menjelaskan Suntikan Vaksin Penguat Dosis Ketiga Hanya Untuk Melindungi Masyarakat Rentan Covid-19

Perlu diketahui bahwa masyarakat tidak bisa mendapatkan vaksin Johson&Johnson, jika ada mengalami beberapa penyakit, seperti:

-        Mengalami reaksi alergi berat segera atau anafilaksis dengan komponen vaksin Johnson&Johnson, seperti Polysorbate dan alergi berat biasanya membutuhkan suntikan epinefrin dan penanganan medis.

-        Reaksi alergi segera (dalam 4 jam), baik ringan atau berat terhadap komponen vaksin, misalnya biduran, bengkak dan lain sebagainya.

Jika sudah selesai vaksin Johnson&Johnson, akan terjadi efek samping yang akan terjadi di tubuh, sebagai berikut:

-        Efek lokal: nyeri tempat suntikkan, bengkak dan kemerahan.

-        Efek sistematik: nyeri kepala, nyeri otot dan menggigil mual lemas.

Namun bila usai divaksin Johnson&Johnson, jika mengalami gangguan nyeri kepala, sesak napas, nyeri dada, mata kabur bengkak, nyeri perut dan bintik-bintik merah, segera lapor ke dokter terutama dalam 4-40 hari sesudah di vaksin.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Tags

Terkini

Terpopuler